Selasa, 08 Maret 2011

DARAH

A. Judul Praktikum : DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati darah tanpa proses lanjut
2. Mengamati bentuk-bentuk sel darah merah
3. Mengapa ada tidaknya ada tidaknya mikroorganisme di dalam darah
C. Tinjauan Teoritis
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkat zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dan berbagai penyakit. Hormon-hormon dari system endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah; merah terang saat kaya oksigen dan merah tua saat oksigen berkurang. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) mengandung zat besi dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.








Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit
Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. Serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung
• Albumin
• Bahan pembeku darah
• Immunoglobin (antibodi)
• Hormon
• Berbagai jenis protein
• Berbagai jenis garam
Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang artinya darah mengalir ke dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan kemudian menyerap kembali oksigen melalui arteri pulmonalik. Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta, diteruskan ke arteri, selanjutnya melalui saluran halus darah yang disebut dengan kapiler darah. Darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena cafa superior kemudian vena cafa inferior. Selain pertukaran oksigen darah juga berfungsi mengangkut bahan sisa metabolisme.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Sel darah merah manusia
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter). Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.






Eritrosit Manusia
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.
Nukleus
Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya, atau disebut juga anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada sebagian besar hewan vertebrata mengandung nukleus, kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
Fungsi lain
Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
Eritrosit Mamalia
Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin. Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.







Eritrosit Vertebrata
Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi.
Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.
Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Polimorfisme dan kelainan
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis (SAO).
Sel Darah Putih






Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapa sel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.
Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapasel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
• Basofil.
• Eosinofil.
• Neutrofil.
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
• Limfosit.
• Monosit.

Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan
Neutrofil
65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil
4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
<1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit
25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
• Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
• Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
• Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit
6% Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di atas) Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.


D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Jarum Penusuk (Lancet)
4. Mikroskop
5. Kapas

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Larutan Fisiologis NaCl
3. Darah

E. Prosedur Kerja
1. Membersihkan alat-alat yang akan dipakai
2. Membersihkan daerah pengambilan darah dengan alkohol
3. Meneteskan larutan fisiologis sebanyak 2-3 pada objek glass
4. Menusuk pembuluh darah, mengambil beberapa tetes dan meletakkannya pada objek glass yang telah ada larutan fisiologisnya. Mencampurkan dengan hati-hati kemudian menutup dengan cover glass
5. Meletakkan objek glass dibawah mikroskop, mengamati dengan cermat pada pembesaran 100% dan 400%
6. Membersihkan kembali alat-alat jika sudah selesai

F. Hasil Dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop maka di dapatkan bentuk sel-sel darah praktikan. Adapun bentuknya adalah seperti di bawah ini :







Gambar E.1 Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit










Gambar E.2 Bentuk Sel Eritrosit
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Apakah manfaatnya daerah pengambilan darah harus diberi alkohol 70%?
Manfaat pemberian alkohol ketika pengambilan darah adalah agar jarum pada lanset steril bersih dari kuman-kuman, dan membekukan daerah pengambilan darah agar tidak terasa sakit pada saat darah diambil.
2. Mengapa warna darah merah? Jelaskan!
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
3. Apa perbedaan darah aves dengan darah mamalia?
Darah aves memilik nukleus atau inti sel sedangkan darah mamalia Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin 
KESIMPULAN

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.



DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=84%3Asel-darah&option=com_content&Itemid=15
http://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia_sel_sabit
http://id.wikipedia.org/wiki/Basofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Limfosit
http://id.wikipedia.org/wiki/Monosit
http://drdjebrut.wordpress.com/tag/sel-darah/
http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/memeriksa-kadar-hb-hemoglobin.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-putih/
http://community.um.ac.id/showthread.php?54416-Anemia-Karena-Kelainan-Pada-Sel-Darah-Merah

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


ALAT PEREDARAN DARAH


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010

A. Judul Praktikum : ALAT PEREDARAN DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati dan mempelajari aliran pada pembuluh darah
2. Mempelajari hubungan pembuluh nadi, kapiler dan pembuluh balik
3. Mengamati sirkulasi pada pembuluh kapiler
C. Tinjauan Teoritis
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Jantung mempunyai satu atrium atau dua atria (jamak), yaitu ruangan bilik yang menerima darah yang kembali ke jantung, dan satu atau lebih ventrikel, ruangan bilik yang memompakan darah keluar dari jantung. Arteri, vena dan kapiler adalah tiga jenis utama pembuluh darah, yang dalam tubuh manusia panjangnya ditaksir mencapai sekitar 100.000 km. Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ diseluruh tubuh. Di dalam organ-organ ini, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler (capilarry) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler (Capillary bed), menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia termasuk gas dipertukasrkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan menyatu membentuk vena. Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung.







Gambar Jantung Manusia
D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Karton
2. Jarum pentul
3. Tali plastik atau benang wol
4. Kapas
5. Mikroskop
6. Kain Lap

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Ikan
2. Katak

E. Prosedur Kerja
1. Meletakkan seekor ikan mas pada kertas karton
2. Merentangkan ekornya pada lubang yang sudah tersedia, kemudian menusuk dengan jarum pentul
3. Memberi air setiap 3 menit untk menjaga ekor agar tetap basah
4. Mengamati di bawah mikroskop, selanjutnya mencari arteriol, venula dan pembuluh kapilernya

F. HASIL DAN PEMBAHASAN
SISTEM SIRKULASI (SISTEM PEREDARAN DARAH)
A. Ikan
TAKSONOMI
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Classis : Osteichthyes
Sub-classis : Teleostemi
Ordo : Teleostei
Sub-ordo : Physestomi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio









Gambar Morfologi dan Anatomi Tubuh Ikan












Gambar Sistem Sirkulasi Darah Ikan

 Alat-alat peredaran darah terdiri dari :
 Cor (jantung), disebelah posterior dari insang, dibatasi dari ruang perut (cavum abdominalis) oleh septum transversum (sekat rongga badan).
Cor terbungkus oleh selaput pericardium.
Cor terdiri dari :
• sinus venosus, berdinding tipis
• atrium, merah coklat
• ventrikel, merah coklat.
 Bulbus arteriosus, warna putih.
 Arteria (pembuluh nadi )
 Vena (pembuluh balik)
 Lien, warna merah coklat, memanjang di daerah intestinum.
 Arteria dan vena

Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung. Perhatikan pula bahwa pada seekor ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler selama masing-masing sirkuti (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler, tekanan darah tekanan hidrostatik yang mendorong darah mengalir melalui pembuluh, menurun tajam. Dengan demikian, darah yang kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama berenang.
Insang (gill) adalah bentuk pelipatan ke arah luar pada permukaan tubuh yang dikhususkan untuk pertukaran gas. Sebagai medium respirasi, air mempunyai keuntungan dan kerugian. Tidak ada permasalahan dalam mempertahankan membransel permukaan respirasi agar tetap lembab, karena insang sepenuhnya dikelilingi oleh lingkungan berair dimana hewan itu hidup. Akan tetapi konsentrasi O2 di air jauh lebih rendah dibandingkan dengan di udara. Semakin hangat dan semakin asin air, maka akan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya. Dengan demikian, insang harus sangat efisien untuk mendapatkan oksigan yang cukup dari air. Salah satu proses yang membantu adalah ventilasi, yaitu peningkatan aliran medium respirasi di atas permukaan respirasi. Pengaturan posisi kapiler dalam insang seekor ikan juga meningkatkan pertukaran gas. Darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan aliran air yang mengalir di atas insang. Pola tersebut memungkinkan oksigen untuk diangkut ke dalam darah dengan proses yang sangat efisien, yang disebut sebagai pertukaran lawan arus. Ketika darah mengalir melalui kapiler, darah tersebut semakin banyak terisi oleh oksigen. Akan tetapi secara bersamaan pula ia akan berhadapan dengan air dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi karena air itu baru saja mulai mengalir di atas insang. Hal itu berarti bahwa disepanjang kapiler terdapat suatu gradien diffusi yang mendorong perpindahan oksigen dari air ke darah.


















Gambar. Katak dan Sistem sirkulasi Katak

Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneous circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistemik. Sirkuit sistemik (systemic circuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dengan dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan yang semakin berkurang. Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam ventrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen itu dari atrium kiri ke dalam sirkuit sistemik dan sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan ke dalam sirkuit pulmokutaneus.
Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Gambar setiap pengamatan yang anda peroleh!








2. Bandingkan kecepatan aliran darah pada masing-masing pembuluh. Mengapa demikian?
Aliran ataupun tekanan darah paling cepat atau jauh lebih besar pada arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi sistol. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Dengan demikian, ketika jantung berkontraksi darah memasuki arteri lebih cepat dibandingkan dengan kecepatannya meninggalkan arteri. Selain itu kecepatan aliran darah menurun tajam dalam arteriol dan paling lambat kecepatannya dalam kapiler, karena adanya peningkatan total luas penampang dimana arteri memiliki luas penampang terkecil dibandingkan arteriol dan kapiler, sehingga tekanan darah semakin cepat melalui arteri.








3. Pembuluh darah mana yang lebih besar?
Pembuluh darah vena berdiameter lebih besar dibandingkan arteri dan kapiler.
4. Bandingkan diameter pembuluh-pembuluh darah tersebut dengan besarnya eritrosit pada katak! Eritrosit katak rata-rata mempunyai panjang 22µ, lebar 15µ dan tebal 14µ!
5. Mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena?
Ketika darah kekurangan cairan tubuh yang berisi ion-ion NaCl maka diperlukan penambahan cairan dengan pemasukan infus melalui vena. Vena merupakan pembuluh darah yang mengangkut darah kaya akan oksigen ke jantung dan akhirnya diedarkan ke seluruh tubuh. Jadi pada saat proses inilah diperlukan cairan NaCl tersebut.


KESIMPULAN
Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung.
Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik 
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


FUNGSI EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
A. Judul Praktikum : Fungsi Empedu Dalam Pencernaan Lemak
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui dan Mengamati adanya lemak dalam kantong empedu

C. Tinjauan Teoritis
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi, adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (he patic duct). Saluran ini akan bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NAHCO3 pankreas serta beberapa konstituen organik, termasuk garam-garam empedu, kholestrol, lesitin dan bilirubin. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak, terutama untuk aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kholesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu. Pendaur ulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati ini disebut siklus enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.
Efek detergen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil terbenam dalam cairan kimus. Dengan dmeikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus kontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam moleku air, molekuk-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam-garam empedu tidak mengemulsifikasi lemak-lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama.
Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid berasal dari kholesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut lemak akan larut dalam butiran lemak, sehingga larut air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan butiran lemak. Buitr-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu dipermukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut air dipermukaan setiap buti kecil tersebut.
Garam empedu bersama dengan kholesterol dan lesitin juga merupakan konstituen empedu, berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun di tengah untuk membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Selain itu kholesterol suatu zat yang sangat tidak larut air, larut di dalam inti sel yang hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kholesterol. Jumlah kholesterol yang diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relatif garam empedu atau lesitin, kelebihan kholesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.








Diagram sistem pencernaan manusia yang menunjukkan saluran empedu

D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet tetes


Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Rana esculenta
2. Aquades


E. Prosedur Kerja.
1. Membedah Rana esculenta, kemudian dengan hati-hati mengambil empedunya
2. Menuang isinya ke dalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunting sedikit permukaan kantong empedu.
3. Mengencerkan dengan aquades hingga volume menjadi 2 ml
4. Menambahkan 1-2 tetes minyak kelapa
5. Membiarkan selama 5-10 menit
6 Melakukan percobaan yang sama pada tabung reaksi yang lain yang hanya diisi dengan 2 ml air dan ditetesi 1-2 tetes minyak kelapa

F. HASIL DAN PEMBAHASAN














Gambar Empedu Katak


















Gambar Proses Pencampuran empedu dan minyak kelapa
Jawaban Pertanyaan Tugas!
1. Apakah yang anda lihat dari 2 percobaan di atas? Dari percobaan di atas saya dapat melihat emulsi yang dilakukan empedu terhadap minyak kelapa yang telah dicampurkan. Garam empedu membantu pencernaan lemak dari minyak kelapa melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak minyak kelapa melalui partisipasinya dalam pembentukan misel.
2. Gambarkan struktur empedu!

3. Dimanakah letak empedu?
Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

4. Apakah semua hewan mempunyai kantong empedu?
Tidak semua hewan memiliki empedu seperti hewan invertebrata. Namun hewan tingkat tinggi seperti hewan bertulang punggung (vertebrata) sudah dilengkapi dengan kantong empedu yang menandakan sistem pencernaan yang sudah sempurna.

5. Dari percobaan diatas apakah fungsi empedu yang dapat anda amati?
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.

KESIMPULAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://www.google.co.id/images?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=573&q=Gambar+Empedu&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
http://belajarbareng.unimedcenter.org/repositori/fmipa/biologi/278-sistem-pencernaan-pada-hewan.html
http://slemgaul.wordpress.com/2010/04/20/sistem-pencernaan-pada-hewan-dan-manusia/

A. Judul Praktikum : DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati darah tanpa proses lanjut
2. Mengamati bentuk-bentuk sel darah merah
3. Mengapa ada tidaknya ada tidaknya mikroorganisme di dalam darah
C. Tinjauan Teoritis
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkat zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dan berbagai penyakit. Hormon-hormon dari system endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah; merah terang saat kaya oksigen dan merah tua saat oksigen berkurang. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) mengandung zat besi dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.








Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit
Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. Serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung
• Albumin
• Bahan pembeku darah
• Immunoglobin (antibodi)
• Hormon
• Berbagai jenis protein
• Berbagai jenis garam
Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang artinya darah mengalir ke dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan kemudian menyerap kembali oksigen melalui arteri pulmonalik. Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta, diteruskan ke arteri, selanjutnya melalui saluran halus darah yang disebut dengan kapiler darah. Darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena cafa superior kemudian vena cafa inferior. Selain pertukaran oksigen darah juga berfungsi mengangkut bahan sisa metabolisme.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Sel darah merah manusia
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter). Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.






Eritrosit Manusia
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.
Nukleus
Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya, atau disebut juga anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada sebagian besar hewan vertebrata mengandung nukleus, kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
Fungsi lain
Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
Eritrosit Mamalia
Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin. Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.







Eritrosit Vertebrata
Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi.
Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.
Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Polimorfisme dan kelainan
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis (SAO).
Sel Darah Putih






Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapa sel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.
Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapasel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
• Basofil.
• Eosinofil.
• Neutrofil.
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
• Limfosit.
• Monosit.

Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan
Neutrofil
65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil
4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
<1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit
25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
• Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
• Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
• Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit
6% Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di atas) Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.


D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Jarum Penusuk (Lancet)
4. Mikroskop
5. Kapas

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Larutan Fisiologis NaCl
3. Darah

E. Prosedur Kerja
1. Membersihkan alat-alat yang akan dipakai
2. Membersihkan daerah pengambilan darah dengan alkohol
3. Meneteskan larutan fisiologis sebanyak 2-3 pada objek glass
4. Menusuk pembuluh darah, mengambil beberapa tetes dan meletakkannya pada objek glass yang telah ada larutan fisiologisnya. Mencampurkan dengan hati-hati kemudian menutup dengan cover glass
5. Meletakkan objek glass dibawah mikroskop, mengamati dengan cermat pada pembesaran 100% dan 400%
6. Membersihkan kembali alat-alat jika sudah selesai

F. Hasil Dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop maka di dapatkan bentuk sel-sel darah praktikan. Adapun bentuknya adalah seperti di bawah ini :







Gambar E.1 Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit










Gambar E.2 Bentuk Sel Eritrosit
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Apakah manfaatnya daerah pengambilan darah harus diberi alkohol 70%?
Manfaat pemberian alkohol ketika pengambilan darah adalah agar jarum pada lanset steril bersih dari kuman-kuman, dan membekukan daerah pengambilan darah agar tidak terasa sakit pada saat darah diambil.
2. Mengapa warna darah merah? Jelaskan!
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
3. Apa perbedaan darah aves dengan darah mamalia?
Darah aves memilik nukleus atau inti sel sedangkan darah mamalia Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin 
KESIMPULAN

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.



DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=84%3Asel-darah&option=com_content&Itemid=15
http://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia_sel_sabit
http://id.wikipedia.org/wiki/Basofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Limfosit
http://id.wikipedia.org/wiki/Monosit
http://drdjebrut.wordpress.com/tag/sel-darah/
http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/memeriksa-kadar-hb-hemoglobin.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-putih/
http://community.um.ac.id/showthread.php?54416-Anemia-Karena-Kelainan-Pada-Sel-Darah-Merah

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


ALAT PEREDARAN DARAH


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010

A. Judul Praktikum : ALAT PEREDARAN DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati dan mempelajari aliran pada pembuluh darah
2. Mempelajari hubungan pembuluh nadi, kapiler dan pembuluh balik
3. Mengamati sirkulasi pada pembuluh kapiler
C. Tinjauan Teoritis
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Jantung mempunyai satu atrium atau dua atria (jamak), yaitu ruangan bilik yang menerima darah yang kembali ke jantung, dan satu atau lebih ventrikel, ruangan bilik yang memompakan darah keluar dari jantung. Arteri, vena dan kapiler adalah tiga jenis utama pembuluh darah, yang dalam tubuh manusia panjangnya ditaksir mencapai sekitar 100.000 km. Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ diseluruh tubuh. Di dalam organ-organ ini, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler (capilarry) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler (Capillary bed), menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia termasuk gas dipertukasrkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan menyatu membentuk vena. Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung.







Gambar Jantung Manusia
D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Karton
2. Jarum pentul
3. Tali plastik atau benang wol
4. Kapas
5. Mikroskop
6. Kain Lap

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Ikan
2. Katak

E. Prosedur Kerja
1. Meletakkan seekor ikan mas pada kertas karton
2. Merentangkan ekornya pada lubang yang sudah tersedia, kemudian menusuk dengan jarum pentul
3. Memberi air setiap 3 menit untk menjaga ekor agar tetap basah
4. Mengamati di bawah mikroskop, selanjutnya mencari arteriol, venula dan pembuluh kapilernya

F. HASIL DAN PEMBAHASAN
SISTEM SIRKULASI (SISTEM PEREDARAN DARAH)
A. Ikan
TAKSONOMI
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Classis : Osteichthyes
Sub-classis : Teleostemi
Ordo : Teleostei
Sub-ordo : Physestomi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio









Gambar Morfologi dan Anatomi Tubuh Ikan












Gambar Sistem Sirkulasi Darah Ikan

 Alat-alat peredaran darah terdiri dari :
 Cor (jantung), disebelah posterior dari insang, dibatasi dari ruang perut (cavum abdominalis) oleh septum transversum (sekat rongga badan).
Cor terbungkus oleh selaput pericardium.
Cor terdiri dari :
• sinus venosus, berdinding tipis
• atrium, merah coklat
• ventrikel, merah coklat.
 Bulbus arteriosus, warna putih.
 Arteria (pembuluh nadi )
 Vena (pembuluh balik)
 Lien, warna merah coklat, memanjang di daerah intestinum.
 Arteria dan vena

Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung. Perhatikan pula bahwa pada seekor ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler selama masing-masing sirkuti (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler, tekanan darah tekanan hidrostatik yang mendorong darah mengalir melalui pembuluh, menurun tajam. Dengan demikian, darah yang kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama berenang.
Insang (gill) adalah bentuk pelipatan ke arah luar pada permukaan tubuh yang dikhususkan untuk pertukaran gas. Sebagai medium respirasi, air mempunyai keuntungan dan kerugian. Tidak ada permasalahan dalam mempertahankan membransel permukaan respirasi agar tetap lembab, karena insang sepenuhnya dikelilingi oleh lingkungan berair dimana hewan itu hidup. Akan tetapi konsentrasi O2 di air jauh lebih rendah dibandingkan dengan di udara. Semakin hangat dan semakin asin air, maka akan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya. Dengan demikian, insang harus sangat efisien untuk mendapatkan oksigan yang cukup dari air. Salah satu proses yang membantu adalah ventilasi, yaitu peningkatan aliran medium respirasi di atas permukaan respirasi. Pengaturan posisi kapiler dalam insang seekor ikan juga meningkatkan pertukaran gas. Darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan aliran air yang mengalir di atas insang. Pola tersebut memungkinkan oksigen untuk diangkut ke dalam darah dengan proses yang sangat efisien, yang disebut sebagai pertukaran lawan arus. Ketika darah mengalir melalui kapiler, darah tersebut semakin banyak terisi oleh oksigen. Akan tetapi secara bersamaan pula ia akan berhadapan dengan air dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi karena air itu baru saja mulai mengalir di atas insang. Hal itu berarti bahwa disepanjang kapiler terdapat suatu gradien diffusi yang mendorong perpindahan oksigen dari air ke darah.


















Gambar. Katak dan Sistem sirkulasi Katak

Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneous circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistemik. Sirkuit sistemik (systemic circuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dengan dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan yang semakin berkurang. Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam ventrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen itu dari atrium kiri ke dalam sirkuit sistemik dan sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan ke dalam sirkuit pulmokutaneus.
Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Gambar setiap pengamatan yang anda peroleh!








2. Bandingkan kecepatan aliran darah pada masing-masing pembuluh. Mengapa demikian?
Aliran ataupun tekanan darah paling cepat atau jauh lebih besar pada arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi sistol. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Dengan demikian, ketika jantung berkontraksi darah memasuki arteri lebih cepat dibandingkan dengan kecepatannya meninggalkan arteri. Selain itu kecepatan aliran darah menurun tajam dalam arteriol dan paling lambat kecepatannya dalam kapiler, karena adanya peningkatan total luas penampang dimana arteri memiliki luas penampang terkecil dibandingkan arteriol dan kapiler, sehingga tekanan darah semakin cepat melalui arteri.








3. Pembuluh darah mana yang lebih besar?
Pembuluh darah vena berdiameter lebih besar dibandingkan arteri dan kapiler.
4. Bandingkan diameter pembuluh-pembuluh darah tersebut dengan besarnya eritrosit pada katak! Eritrosit katak rata-rata mempunyai panjang 22µ, lebar 15µ dan tebal 14µ!
5. Mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena?
Ketika darah kekurangan cairan tubuh yang berisi ion-ion NaCl maka diperlukan penambahan cairan dengan pemasukan infus melalui vena. Vena merupakan pembuluh darah yang mengangkut darah kaya akan oksigen ke jantung dan akhirnya diedarkan ke seluruh tubuh. Jadi pada saat proses inilah diperlukan cairan NaCl tersebut.


KESIMPULAN
Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung.
Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik 
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


FUNGSI EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
A. Judul Praktikum : Fungsi Empedu Dalam Pencernaan Lemak
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui dan Mengamati adanya lemak dalam kantong empedu

C. Tinjauan Teoritis
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi, adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (he patic duct). Saluran ini akan bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NAHCO3 pankreas serta beberapa konstituen organik, termasuk garam-garam empedu, kholestrol, lesitin dan bilirubin. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak, terutama untuk aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kholesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu. Pendaur ulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati ini disebut siklus enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.
Efek detergen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil terbenam dalam cairan kimus. Dengan dmeikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus kontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam moleku air, molekuk-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam-garam empedu tidak mengemulsifikasi lemak-lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama.
Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid berasal dari kholesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut lemak akan larut dalam butiran lemak, sehingga larut air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan butiran lemak. Buitr-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu dipermukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut air dipermukaan setiap buti kecil tersebut.
Garam empedu bersama dengan kholesterol dan lesitin juga merupakan konstituen empedu, berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun di tengah untuk membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Selain itu kholesterol suatu zat yang sangat tidak larut air, larut di dalam inti sel yang hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kholesterol. Jumlah kholesterol yang diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relatif garam empedu atau lesitin, kelebihan kholesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.








Diagram sistem pencernaan manusia yang menunjukkan saluran empedu

D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet tetes


Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Rana esculenta
2. Aquades


E. Prosedur Kerja.
1. Membedah Rana esculenta, kemudian dengan hati-hati mengambil empedunya
2. Menuang isinya ke dalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunting sedikit permukaan kantong empedu.
3. Mengencerkan dengan aquades hingga volume menjadi 2 ml
4. Menambahkan 1-2 tetes minyak kelapa
5. Membiarkan selama 5-10 menit
6 Melakukan percobaan yang sama pada tabung reaksi yang lain yang hanya diisi dengan 2 ml air dan ditetesi 1-2 tetes minyak kelapa

F. HASIL DAN PEMBAHASAN














Gambar Empedu Katak


















Gambar Proses Pencampuran empedu dan minyak kelapa
Jawaban Pertanyaan Tugas!
1. Apakah yang anda lihat dari 2 percobaan di atas? Dari percobaan di atas saya dapat melihat emulsi yang dilakukan empedu terhadap minyak kelapa yang telah dicampurkan. Garam empedu membantu pencernaan lemak dari minyak kelapa melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak minyak kelapa melalui partisipasinya dalam pembentukan misel.
2. Gambarkan struktur empedu!

3. Dimanakah letak empedu?
Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

4. Apakah semua hewan mempunyai kantong empedu?
Tidak semua hewan memiliki empedu seperti hewan invertebrata. Namun hewan tingkat tinggi seperti hewan bertulang punggung (vertebrata) sudah dilengkapi dengan kantong empedu yang menandakan sistem pencernaan yang sudah sempurna.

5. Dari percobaan diatas apakah fungsi empedu yang dapat anda amati?
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.

KESIMPULAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://www.google.co.id/images?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=573&q=Gambar+Empedu&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
http://belajarbareng.unimedcenter.org/repositori/fmipa/biologi/278-sistem-pencernaan-pada-hewan.html
http://slemgaul.wordpress.com/2010/04/20/sistem-pencernaan-pada-hewan-dan-manusia/

A. Judul Praktikum : DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati darah tanpa proses lanjut
2. Mengamati bentuk-bentuk sel darah merah
3. Mengapa ada tidaknya ada tidaknya mikroorganisme di dalam darah
C. Tinjauan Teoritis
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkat zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dan berbagai penyakit. Hormon-hormon dari system endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah; merah terang saat kaya oksigen dan merah tua saat oksigen berkurang. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) mengandung zat besi dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.








Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit
Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. Serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung
• Albumin
• Bahan pembeku darah
• Immunoglobin (antibodi)
• Hormon
• Berbagai jenis protein
• Berbagai jenis garam
Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang artinya darah mengalir ke dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan kemudian menyerap kembali oksigen melalui arteri pulmonalik. Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta, diteruskan ke arteri, selanjutnya melalui saluran halus darah yang disebut dengan kapiler darah. Darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena cafa superior kemudian vena cafa inferior. Selain pertukaran oksigen darah juga berfungsi mengangkut bahan sisa metabolisme.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Sel darah merah manusia
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter). Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.






Eritrosit Manusia
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.
Nukleus
Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya, atau disebut juga anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada sebagian besar hewan vertebrata mengandung nukleus, kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
Fungsi lain
Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
Eritrosit Mamalia
Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin. Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.







Eritrosit Vertebrata
Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi.
Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.
Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Polimorfisme dan kelainan
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis (SAO).
Sel Darah Putih






Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapa sel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.
Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapasel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
• Basofil.
• Eosinofil.
• Neutrofil.
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
• Limfosit.
• Monosit.

Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan
Neutrofil
65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil
4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
<1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit
25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
• Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
• Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
• Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit
6% Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di atas) Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.


D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Jarum Penusuk (Lancet)
4. Mikroskop
5. Kapas

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Larutan Fisiologis NaCl
3. Darah

E. Prosedur Kerja
1. Membersihkan alat-alat yang akan dipakai
2. Membersihkan daerah pengambilan darah dengan alkohol
3. Meneteskan larutan fisiologis sebanyak 2-3 pada objek glass
4. Menusuk pembuluh darah, mengambil beberapa tetes dan meletakkannya pada objek glass yang telah ada larutan fisiologisnya. Mencampurkan dengan hati-hati kemudian menutup dengan cover glass
5. Meletakkan objek glass dibawah mikroskop, mengamati dengan cermat pada pembesaran 100% dan 400%
6. Membersihkan kembali alat-alat jika sudah selesai

F. Hasil Dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop maka di dapatkan bentuk sel-sel darah praktikan. Adapun bentuknya adalah seperti di bawah ini :







Gambar E.1 Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit










Gambar E.2 Bentuk Sel Eritrosit
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Apakah manfaatnya daerah pengambilan darah harus diberi alkohol 70%?
Manfaat pemberian alkohol ketika pengambilan darah adalah agar jarum pada lanset steril bersih dari kuman-kuman, dan membekukan daerah pengambilan darah agar tidak terasa sakit pada saat darah diambil.
2. Mengapa warna darah merah? Jelaskan!
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
3. Apa perbedaan darah aves dengan darah mamalia?
Darah aves memilik nukleus atau inti sel sedangkan darah mamalia Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin 
KESIMPULAN

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.



DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=84%3Asel-darah&option=com_content&Itemid=15
http://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia_sel_sabit
http://id.wikipedia.org/wiki/Basofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Limfosit
http://id.wikipedia.org/wiki/Monosit
http://drdjebrut.wordpress.com/tag/sel-darah/
http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/memeriksa-kadar-hb-hemoglobin.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-putih/
http://community.um.ac.id/showthread.php?54416-Anemia-Karena-Kelainan-Pada-Sel-Darah-Merah

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


ALAT PEREDARAN DARAH


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010

A. Judul Praktikum : ALAT PEREDARAN DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati dan mempelajari aliran pada pembuluh darah
2. Mempelajari hubungan pembuluh nadi, kapiler dan pembuluh balik
3. Mengamati sirkulasi pada pembuluh kapiler
C. Tinjauan Teoritis
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Jantung mempunyai satu atrium atau dua atria (jamak), yaitu ruangan bilik yang menerima darah yang kembali ke jantung, dan satu atau lebih ventrikel, ruangan bilik yang memompakan darah keluar dari jantung. Arteri, vena dan kapiler adalah tiga jenis utama pembuluh darah, yang dalam tubuh manusia panjangnya ditaksir mencapai sekitar 100.000 km. Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ diseluruh tubuh. Di dalam organ-organ ini, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler (capilarry) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler (Capillary bed), menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia termasuk gas dipertukasrkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan menyatu membentuk vena. Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung.







Gambar Jantung Manusia
D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Karton
2. Jarum pentul
3. Tali plastik atau benang wol
4. Kapas
5. Mikroskop
6. Kain Lap

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Ikan
2. Katak

E. Prosedur Kerja
1. Meletakkan seekor ikan mas pada kertas karton
2. Merentangkan ekornya pada lubang yang sudah tersedia, kemudian menusuk dengan jarum pentul
3. Memberi air setiap 3 menit untk menjaga ekor agar tetap basah
4. Mengamati di bawah mikroskop, selanjutnya mencari arteriol, venula dan pembuluh kapilernya

F. HASIL DAN PEMBAHASAN
SISTEM SIRKULASI (SISTEM PEREDARAN DARAH)
A. Ikan
TAKSONOMI
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Classis : Osteichthyes
Sub-classis : Teleostemi
Ordo : Teleostei
Sub-ordo : Physestomi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio









Gambar Morfologi dan Anatomi Tubuh Ikan












Gambar Sistem Sirkulasi Darah Ikan

 Alat-alat peredaran darah terdiri dari :
 Cor (jantung), disebelah posterior dari insang, dibatasi dari ruang perut (cavum abdominalis) oleh septum transversum (sekat rongga badan).
Cor terbungkus oleh selaput pericardium.
Cor terdiri dari :
• sinus venosus, berdinding tipis
• atrium, merah coklat
• ventrikel, merah coklat.
 Bulbus arteriosus, warna putih.
 Arteria (pembuluh nadi )
 Vena (pembuluh balik)
 Lien, warna merah coklat, memanjang di daerah intestinum.
 Arteria dan vena

Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung. Perhatikan pula bahwa pada seekor ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler selama masing-masing sirkuti (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler, tekanan darah tekanan hidrostatik yang mendorong darah mengalir melalui pembuluh, menurun tajam. Dengan demikian, darah yang kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama berenang.
Insang (gill) adalah bentuk pelipatan ke arah luar pada permukaan tubuh yang dikhususkan untuk pertukaran gas. Sebagai medium respirasi, air mempunyai keuntungan dan kerugian. Tidak ada permasalahan dalam mempertahankan membransel permukaan respirasi agar tetap lembab, karena insang sepenuhnya dikelilingi oleh lingkungan berair dimana hewan itu hidup. Akan tetapi konsentrasi O2 di air jauh lebih rendah dibandingkan dengan di udara. Semakin hangat dan semakin asin air, maka akan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya. Dengan demikian, insang harus sangat efisien untuk mendapatkan oksigan yang cukup dari air. Salah satu proses yang membantu adalah ventilasi, yaitu peningkatan aliran medium respirasi di atas permukaan respirasi. Pengaturan posisi kapiler dalam insang seekor ikan juga meningkatkan pertukaran gas. Darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan aliran air yang mengalir di atas insang. Pola tersebut memungkinkan oksigen untuk diangkut ke dalam darah dengan proses yang sangat efisien, yang disebut sebagai pertukaran lawan arus. Ketika darah mengalir melalui kapiler, darah tersebut semakin banyak terisi oleh oksigen. Akan tetapi secara bersamaan pula ia akan berhadapan dengan air dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi karena air itu baru saja mulai mengalir di atas insang. Hal itu berarti bahwa disepanjang kapiler terdapat suatu gradien diffusi yang mendorong perpindahan oksigen dari air ke darah.


















Gambar. Katak dan Sistem sirkulasi Katak

Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneous circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistemik. Sirkuit sistemik (systemic circuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dengan dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan yang semakin berkurang. Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam ventrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen itu dari atrium kiri ke dalam sirkuit sistemik dan sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan ke dalam sirkuit pulmokutaneus.
Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Gambar setiap pengamatan yang anda peroleh!








2. Bandingkan kecepatan aliran darah pada masing-masing pembuluh. Mengapa demikian?
Aliran ataupun tekanan darah paling cepat atau jauh lebih besar pada arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi sistol. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Dengan demikian, ketika jantung berkontraksi darah memasuki arteri lebih cepat dibandingkan dengan kecepatannya meninggalkan arteri. Selain itu kecepatan aliran darah menurun tajam dalam arteriol dan paling lambat kecepatannya dalam kapiler, karena adanya peningkatan total luas penampang dimana arteri memiliki luas penampang terkecil dibandingkan arteriol dan kapiler, sehingga tekanan darah semakin cepat melalui arteri.








3. Pembuluh darah mana yang lebih besar?
Pembuluh darah vena berdiameter lebih besar dibandingkan arteri dan kapiler.
4. Bandingkan diameter pembuluh-pembuluh darah tersebut dengan besarnya eritrosit pada katak! Eritrosit katak rata-rata mempunyai panjang 22µ, lebar 15µ dan tebal 14µ!
5. Mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena?
Ketika darah kekurangan cairan tubuh yang berisi ion-ion NaCl maka diperlukan penambahan cairan dengan pemasukan infus melalui vena. Vena merupakan pembuluh darah yang mengangkut darah kaya akan oksigen ke jantung dan akhirnya diedarkan ke seluruh tubuh. Jadi pada saat proses inilah diperlukan cairan NaCl tersebut.


KESIMPULAN
Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung.
Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik 
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


FUNGSI EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
A. Judul Praktikum : Fungsi Empedu Dalam Pencernaan Lemak
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui dan Mengamati adanya lemak dalam kantong empedu

C. Tinjauan Teoritis
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi, adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (he patic duct). Saluran ini akan bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NAHCO3 pankreas serta beberapa konstituen organik, termasuk garam-garam empedu, kholestrol, lesitin dan bilirubin. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak, terutama untuk aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kholesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu. Pendaur ulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati ini disebut siklus enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.
Efek detergen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil terbenam dalam cairan kimus. Dengan dmeikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus kontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam moleku air, molekuk-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam-garam empedu tidak mengemulsifikasi lemak-lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama.
Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid berasal dari kholesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut lemak akan larut dalam butiran lemak, sehingga larut air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan butiran lemak. Buitr-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu dipermukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut air dipermukaan setiap buti kecil tersebut.
Garam empedu bersama dengan kholesterol dan lesitin juga merupakan konstituen empedu, berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun di tengah untuk membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Selain itu kholesterol suatu zat yang sangat tidak larut air, larut di dalam inti sel yang hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kholesterol. Jumlah kholesterol yang diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relatif garam empedu atau lesitin, kelebihan kholesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.








Diagram sistem pencernaan manusia yang menunjukkan saluran empedu

D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet tetes


Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Rana esculenta
2. Aquades


E. Prosedur Kerja.
1. Membedah Rana esculenta, kemudian dengan hati-hati mengambil empedunya
2. Menuang isinya ke dalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunting sedikit permukaan kantong empedu.
3. Mengencerkan dengan aquades hingga volume menjadi 2 ml
4. Menambahkan 1-2 tetes minyak kelapa
5. Membiarkan selama 5-10 menit
6 Melakukan percobaan yang sama pada tabung reaksi yang lain yang hanya diisi dengan 2 ml air dan ditetesi 1-2 tetes minyak kelapa

F. HASIL DAN PEMBAHASAN














Gambar Empedu Katak


















Gambar Proses Pencampuran empedu dan minyak kelapa
Jawaban Pertanyaan Tugas!
1. Apakah yang anda lihat dari 2 percobaan di atas? Dari percobaan di atas saya dapat melihat emulsi yang dilakukan empedu terhadap minyak kelapa yang telah dicampurkan. Garam empedu membantu pencernaan lemak dari minyak kelapa melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak minyak kelapa melalui partisipasinya dalam pembentukan misel.
2. Gambarkan struktur empedu!

3. Dimanakah letak empedu?
Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

4. Apakah semua hewan mempunyai kantong empedu?
Tidak semua hewan memiliki empedu seperti hewan invertebrata. Namun hewan tingkat tinggi seperti hewan bertulang punggung (vertebrata) sudah dilengkapi dengan kantong empedu yang menandakan sistem pencernaan yang sudah sempurna.

5. Dari percobaan diatas apakah fungsi empedu yang dapat anda amati?
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.

KESIMPULAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://www.google.co.id/images?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=573&q=Gambar+Empedu&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
http://belajarbareng.unimedcenter.org/repositori/fmipa/biologi/278-sistem-pencernaan-pada-hewan.html
http://slemgaul.wordpress.com/2010/04/20/sistem-pencernaan-pada-hewan-dan-manusia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar