Selasa, 08 Maret 2011

Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan alat / kunci dalam proses pendidikan formal. Tidak mengherankan apabila alat ini selalu dirombak atau ditinjau kembali untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman. Oleh sebab itu kurikulum juga harus selalu berkembang. Istilah pengembangan menunjuk pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan – penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut.
Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan disekolah – sekolah yang disertai dengan penilaian intensif. Yang berhubungan dengan pengembangan kurikulum, maka peran guru di dalam pengembangannya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan secara kurikulum yang bersifat sentral maupun disentral, keduanya memerlukan penerapan dan pengembangan dari peran guru tersebut. Begitu juga dengan pengembangan kurikulum pendidikan agama islam, maka dari itu kita akan membahas tentang, peran guru terhadap perkembangan kurikulum yang akan membuka wawasan kita dalam hal peran “guru dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama islam”.







PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum ketujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dalam, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan lebih baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif dan aplikatif. Pada dasarnya pengembangan kurikulum mengarahkan kurikulum sekarang ketujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri dengan harapan agar peserta didik dapat mengadapi masa depannya dengan baik.
B. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Guru memegang peranan cukup penting baik didalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri, konsep – konsep tentang kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum yang datang. Dialah yang mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk di sajikan di kelasnya. Karena itu guru juga merupakan barisan pengembangan kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dari penyempurnaan kurikulum, sebagai pelaksana kurikulum maka guru pulalah yang menciptakan belajar mengajar bagi murid – muridnya.
Berkat keahlian, keterampilan dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreatifitasnya anak. Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, sentral, desentral.
1. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat guru tidak mempunyai peranan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, merekalebih berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus yang terdiri dari para ahli. Penyusun kurikulum mokro dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahu, satu semester, beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun, satu semester disebut juga program tahunan. Sedangkan kurikulum untuk beberapa minggu, beberapa hari disebut satuan pelajaran. Program tahunan, ataupun satuan pelajaran memiliki komponen–komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran, metode dan media pembelajaran dan evaluasi hanya keluasan dan kedalamannya berbeda–beda. Menjadi tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan minat dan tahap pengembangan anak memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun metode dan alat yang tepat. Suatu kurikulum yang tersusun secara sistematis dan rinci akan sangat memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur, tapi guru masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan penyesuaian – penyesuaian. Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreatifitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada para siswanya tentang apa yang akan dicapai dengan pengajarannya, membangkitkan motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif dan memberikan pengarahan juga bimbingan,
2. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah, atau sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri tetapi kurikulum ini cukup realistis. Bentuk kurikulum ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain :
• Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat.
• Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional, finansial dan manajerial.
• Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.
• Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru), untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.

Beberapa kelemahan kurikulum ini adalah :
• Tidak adanya keseragaman untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini kurang tepat.
• Tidak adanya standart penilaian yang sama sehingga sukar untuk diperbandingkannya keadaan dan kemajuan suatu sekolah / wilayah dengan sekolah / wilayah lainnya.
• Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa kesekolah / wilayah lain.
• Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional.
• Belum semua sekolah / daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.

3. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentral
Untuk mengatasi kedua kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran keduannya dapat digunakan yaitu bentuk sentral desentral, dalam kurikulum yang dikelola secara sentralisasi desentralisasi mempunyai batas-batas tertentu juga, peran guru dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru turut berpatisipasi, bukan hanya dalam penjabaran kurikulum induk ke dalam program tahunan / semester / atau satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Guru-guru turut memberi andil dalam merumuskan dalam setiap komponen dan unsur dari kurikulum. Dalam kegiatan yang seperti itu, mereka mempunyai perasaan turut memiliki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam pengembangan kurikulum. Karena guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikut sertakan, mereka memahami benar-benar menguasai kurikulumnya, dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat lancar. Guru bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang juga pelaksanaan dan evaluator kurikulum.
C. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebgai :
1. Kegiatan menghasilkan kurikulum Pendidikan Agama Islam.
2. Proses yang mengkaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang lebih baik.
3. Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal-hal tersebut masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut :
1. Perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran–ajaran agama islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama islam untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Perubahan dari cara berpikir tekstual, normative, dan absolutis kepada cara berpikir historis, empiris dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama islam.
3. Perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran agama islam daripada pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut.
4. Perubahan dari pola pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum Pendidikan Agama Islam kearah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, tujuan pendidikan agama islam dan cara-cara mencapainya.
D. Fungsi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
1. Bagi sekolah / madrasah yang bersangkutan
a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam yang diinginkan atau dalam istilah KBK disebut standart kompetensi Pendidikan Agama Islam, meliputi fungsi dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan / lulusan, kompetensi bahan kajian Pendidikan Agama Islam, kompetensi mata pelajaran PAI (TK, SD / MI, SMP / Mta, SMA / MA), kompetensi mata pelajaran kelas (I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII).
b. Pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan agama islam di sekolah / madrasah.

2. Bagi sekolah / madrasah atau diatasnya :
Melakukan penyesuaian, menghindari keterulangan sehingga boros waktu, menjaga kesinambungan.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna lulusan sehingga sekolah / madrasah harus mengetahui hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam konteks pengembangan Pendidikan Agama Islam, adanya kerjasama yang harmonis dalam hal pembenahan dan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam.
E. Proses Pengembangan Kurikulum
Dalam menyusun perencanaan ini kurikulum bisa berasal dari :
1. Visi yang direncanakan
Visi adalah the statement of ideas or hopes, yakni pernyataan tentang cita-cita atau harapan-harapan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan dalam jangka panjang.
2. Kebutuhan stakeholders (siswa, masyarakat, pengguna lulusan), dan kebutuhan untuk studi lanjutan.
3. Hasil evaluasi kurikulum sebelumnya dan tuntutan perkembangan iptek dan zaman.
4. Pandangan-pandangan para pakar dengan berbagai latar belakangnya.
5. Kecenderungan era globalisasi yang menurut seseorang untuk memiliki etos belajar sepanjang hayat, melek sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi.
Kelima ide tersebut kemudian diramu sedemikian rupa untuk dikembangkan dalam program atau kurikulum sebagai dokumen, yang antara lain berisi: informasi dan jenis dokumen yang dihasilkan; bentuk / format silabus; dan komponen-komponen kurikulum yang harus dikembangkan, apa yang tertuang dalam dokumen tersebut kemudian dikembangkan dan disosialisasikan dalam proses pelaksanaannya, yang dapat berupa pengembangan kurikulum dalam bentuk satuan acara pembelajaran atau SAP, proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas, serta evaluasi pembelajaran, sehingga diketahui tingkat efisiensi dan efektivitasnya, dari evaluasi ini akan diperoleh umpan balik untuk digunakan dalam penyempurnaan kurikulum berikutnya, dengan demikian, proses pengembangan kurikulum menuntut adanya evaluasi secara berkelanjutan mulai dari perencanaan, implementasi hingga evaluasinya itu sendiri.
Karena itu pengembangan kurikulum PAI perlu dilakukan secara terus menerus guna merespon dan mengantisipasi pengembangan dan tuntutan yang tanpa harus menunggu pergantian Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama. Apabila saat ini masyarakat sudah memasuki era globalisasi, baik di bidang iptek maupun sosial, politik, budaya dan etika. Hal ini akan berimplikasi pada banyaknya maslah pendidikan yang harus segera diatasi, tanpa harus menunggu-nunggu keputusan dari atas.
G. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Dalam konteks pendidikan islam, Kamrani Buseri menekankan bahwa peranan pendidik adalah untuk menumbuhkan nilai Illahiah terhadap peserta didik, nilai Illahiah berkaitan dengan konsep tentang keutuhan dan segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Nilai Illahiah berkaitan dengan nilai Imaniah, Ubudiyah dan Muamalah, dalam hal ini pendidik mesti berusaha sekuat kemampuannya untuk mengembangkan diri peserta didik terhadap nilai-nilai tersebut.
Peranan pendidik dalam penumbuhan nilai-nilai Illahiah akan lebih meningkat bila disertai dengan berbagai perubahan, penghayatan, dan penerapan strategi dengan perkembangan jiwa peserta didik yang disesuaikan dengan jiwa peserta didik.









PENUTUP
Dari semua yang telah dijabarkan, yakni tentang perkembangan kurikulum dari segi pembahasan fungsi maupun beberapa sifat kurikulum yang berkaitan dengan perkembangannya. Kemudian dilihat dari pentingnya peran guru dalam perkembangannya maka bisa dikatakan amat berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran. Dalam kurikulum guru tidak mempunyai peranan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus yang terdiri dari para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Kurikulum Desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah, atau sekolah-sekolah tersebut. Utuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara keduannya dapat digunakan yaitu bentuk sentral desentral. Dalam pengembangan kurikulum PAI, peran guru atau pendidik adalah dalam konteks pendidikan islam, menekankan bahwa peranan pendidik adalah untuk menumbuhkan nilai Illahiah terhadap peserta didik, nilai Illahiah berkaitan dengan konsep tentang keutuhan dan segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Nilai Illahiah berkaitan dengan nilai Imaniah, Ubudiyah dan Muamalah.









DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. H. Dakir, 2004, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A, 2005, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab , yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”. Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa “filsafat” adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Bagi negara berkembang ketergantungan akan dominasi barat sangat kentara sekali, apalagi dilihat dari kacamata filsafat, barat berhasil dalam mengembangkan dan menanamkan ”cara berpikirnya”. Sebetulnya pemikiran-pemikiran barat pada hakekatnya berupa tradisi pemikiran yang diambil dan dilahirkan di zaman Yunani kuno. Dengan kata lain, bahwa filsafat Yunani Kuno dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat (pemikiran) barat. Para ahli pada zaman itu, mencoba membuat konsep tentang asal muasal alam. Corak dan sifat dari pemikiranya bersifat mitologik (keterangannya didasarkan atas mitos dan kepercayaan saja). Namun setelah adanya demitologisasi oleh para pemikir alam seperti Thales (624-548 SM), Anaximenes (590-528 SM), Phitagoras (532 SM), Herakliotos (535-475 SM), Parminides (540-475 SM) serta banyak lagi pemikir lainnya, maka pemikiran filsafat berkembang secara cepat kearah kemegahannya. Sejak abad 5 SM, pemikiran filsafat beralih kearah manusia dengan kemampuan berpikirnya, masa ini dikenal dengan masa antropologis. Masa ini dikenal sederet ahli pemikir seperti Sokrates, Plato, Aristoteles. Pada Akhirnya Filsafat membentuk ruang lingkup yang semakin luas serta dengan beraneka ragam permasalahan. Pemikiran filsafat pada masa itu diartikan sebagai bermacam-macam ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan apa yang dikemukakan oleh Aristoteles, bahwa filsafat adalah segala sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan atas dasar akal pikiran, dan membagi filsafat menjadi ilmu pengetahuan, poetis, ilmu pengetahuan yang praktis, ilmu pengetahuan yang teoritis. Seorang filusuf dipandang cerdik dan pandai jika orang tersebut cinta dan ingin selalu berteman dengan kebijaksanaan. Perkembangan filsafat hingga zaman Neoplatonisme (abad sesudah masehi) mulai mengarah pada Tuhan (Teosentris) dan Tuhanlah yang menjadi dasar segala-galanya. Tuhan dan segala sesuatu menjadi hakekat yang sama, lebih dikenal dengan ajaran Phanteisme (serba Tuhan). Mulai abad permulaan masehi, perkembangan filsafat beralih ke Eropa. Hal ini disebabkan kekuasaan kerajaan Roma yang luas sekali. Pemikiran filsafat di Eropa diwarnai dengan unsur-unsur baru (Agama katholik). Unsur baru tersebut mendominasi pemikiran filsafat pada masa itu. Dengan kata lain pemikiran filsafat didasarkan pada firman Tuhan, hal ini disebabkan karena satu-satunya kebenaran dan kebijaksanaan ada pada firman Tuhan. Pada abad 12 dimana perkembangan filsafat mengalami peningkatan yang luar biasa, hal ini ditandai dengan adanya Universitas-universitas, disamping ordo-ordo. Ordo semacam sekumpulan orang dibawah seorang imam guna hendak mencapai kesempurnaan hidup, dengan meninggalkan masyarakat ramai dan duniawi.  Perkembangan ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir seperti: Anselmus, Alberadus, Albertus Manfus. Pemikiran filsafatnya berkisar tentang penyelesaian hubungan antara akal dan wahyu dan juga tentang universalia. Abad 14-17 pemikiran filsafat ditandai dengan munculnya aliran-aliran filsafat. Ini adalah masa dimana menuju pada filsafat modern. Yang menjadi dasar timbulnya pemikiran kefilsafatan ini adalah kesadaran individu yang kongkrit. Pada masa ini pula di Eropa terjadi minat orang terhadap filsafat Yunani semakin besar dan berusaha mengembalikan pemikiran tersebut. Masa ini dikenal dengan masa Renaisance. Pada masa ini pemikiran filsafatnya mengarah pada individu yang konkrit sekaligus menjadi subjek dan objeknya .masing-masing manusia menjadi barometer dalam menetapkan sebuah dan menentukan akan kebenaran dan kenyataan. Dalam situasi macam ini hubungan antara agama dan filsafat menjadi cair, dalam artian agama ditinggalkan oleh filsafat. Masing-masing kembali pada dasarnya sendiri, artinya agama mendasarkan diri pada iman dan kepercayaan pada firman Tuhan dalam menghadapi berbagai permasalahan, sedangkan filsafat mendasarkan diri pada akal dan pengalaman. Perkembangan selanjutnya zaman pencerahan pada abad ke 18, dikatakan demikian karena adanya Tasionalisme, semakin lama kemampuan manusia akan menjadi tumpahan harapan pada akhirnya perkembangan filsafat pada abad ke 19 yang mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan, dimana persoalan filsafat diisi dengan usaha manusia mengenai cara bagaimana caranya dan apa sarana yang dipakai untuk mencari kebenaran dan kenyataan. Imanuel Kant dikatakan sebagai penyempurna pencerahan sebab pemikiran filsafat memuat suatu gagasan baru yang akan memberikan kepada segala arah dikemudian hari.Menginjak abad 19 keadaan dunia filsafat terpecah belah, ada filsafat Amerika, filsafat Inggris, filsafat Jerman, filsafat Prancis dan lain-lain. Pada masa ini pemikiran filsafat mampu membentuk kepribadian terhadap masing-masing bangsa dengan pemikiran dan caranya sendiri. Dengan demikian perlahan-lahan filsafat kontemporer mulai tumbuh. Mulai saat ini tidak ada lagi aliran ataupun tokoh yang mendominasi filsafat. Filsafat Pragmatis di Amerika Serikat timbul karena meragukan kemampuan akal dan ilmu pengetahuan positif.











BAB II
ISI
2.1. Pemikiran - Pemikiran Filsafat
1. Humanism, Humanisme adalah paham filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu.  Dengan kata lain, humanisme menjadikan tabiat manusia beserta batas-batas dan kecenderungan alamiah manusia sebagai obyek. Pada arti awalnya, humanisme merupakan sebuah konsep monumental yang menjadi aspek fundamental bagi Renaisans, yaitu aspek yang di jadikan para pemikir sebagai pegangan untuk mempelajari kesempurnaan manusia di alam natural dan di dalam sejarah sekaligus meriset interpretasi manusia tentang ini.  Istilah humanisme dalam pengertian ini adalah derivat dari kata-kata humanitas yang pada zaman Cicero dan Varro berarti pengajaran masalah-masalah yang oleh orang-orang Yunani disebut paidea yang berarti kebudayaan. Ideologi-ideologi dibawah ini adalah ajaran-ajaran yang terbentuk berdasarkan paham humanisme:
1.  Komunisme, karena di dalam ideologi ini humanisme bisa menghapus keterasingan manusia dari dirinya akibat kepemilikan swasta dan sistem masyarakat kapitalisme. 2.     Pragmatisme, karena pandangan yang menjadikan manusia sebagai orientasi, sebagaimana pandangan Protagoras, telah menjadikan manusia sebagai kriteria segala sesuatu.
3.      Eksistensialisme yang telah memberikan argumentasi bahwa tidak ada satupun alam yang sebanding dengan alam subyektivitas manusia. Dengan demikian, sebagian besar ajaran filsafat panca Renaisans secara mendasar telah dipengaruhi pikiran humanistik.  Contohnya, komunisme yang sebagian besar pandangannya tertuangkan kepada masalah kerakyatan, pragmatisme yang ajarannya bersandarkan kepada esensi perbuatan manusia, personalisme yang meyakini spirit manusia memiliki daya pengaruh yang terbesar, dan eksistensialisme yang banyak memberikan penekanan kepada wujud aktual manusia, semuanya memandang manusia sebagai satu wujud yang bertumpu pada esensinya sendiri serta wujud dimana dirinya adalah pelaku dan tujuannya sendiri. 
2.  Rasionalisme, Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M).  Dalam buku Discourse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya secara metodis.  Kalau suatu kebenaran tahan terhadap ujian kesangsian yang radikal ini, maka kebenaran itu 100% pasti dan menjadi landasan bagi seluruh pengetahuan. Tetapi dalam rangka kesangsian yang metodis ini ternyata hanya ada satu hal yang tidak dapat diragukan, yaitu “saya ragu-ragu”.  Ini bukan khayalan, tetapi kenyataan, bahwa “aku ragu-ragu”.  Jika aku menyangsikan sesuatu, aku menyadari bahwa aku menyangsikan adanya.  Dengan lain kata kesangsian itu langsung menyatakan adanya aku. Itulah “cogito ergo sum”, aku berpikir (= menyadari) maka aku ada.  Itulah kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi.  — Mengapa kebenaran itu pasti?  Sebab aku mengerti itu dengan “jelas, dan terpilah-pilah” — “clearly and distinctly”, “clara et distincta”.  Artinya, yang jelas dan terpilah-pilah itulah yang harus diterima sebagai benar.  Dan itu menjadi norma Descartes dalam menentukan kebenaran. Descartes menerima 3 realitas atau substansi bawaan, yang sudah ada sejak kita lahir, yaitu (1) realitas pikiran (res cogitan), (2) realitas perluasan (res extensa, “extention”) atau materi, dan (3) Tuhan (sebagai Wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas itu).  Pikiran sesungguhnya adalah kesadaran, tidak mengambil ruang dan tak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil.  Materi adalah keluasan, mengambil tempat dan dapat dibagi-bagi, dan tak memiliki kesadaran. Kedua substansi berasal dari Tuhan, sebab hanya Tuhan sajalah yang ada tanpa tergantung pada apapun juga. Descartes adalah seorang dualis, menerapkan pembagian tugas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas. Manusia memiliki keduanya, sedang binatang hanya memiliki realitas keluasan: manusia memiliki badan sebagaimana binatang, dan memiliki pikiran sebagaimana malaikat. Binatang adalah mesin otomat, bekerja mekanistik, sedang manusia adalah mesin otomat yang sempurna, karena dari pikirannya ia memiliki kecerdasan. (Mesin otomat jaman sekarang adalah komputer yang tampak seperti memiliki kecerdasan buatan). Descartes adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam pikiran.   
3. Positivisme, Dasar-dasar filsafat ini dibangun oleh Saint Simon dan dikembangkan oleh Auguste Comte (1798-1857). Ia menyatakan bahwa pengetahuan manusia berkembang secara evolusi dalam tiga tahap, yaitu teologis, metafisik, dan positif. Pengetahuan positif merupakan puncak pengetahuan manusia yang disebutnya sebagai pengetahuan ilmiah. Sesuai dengan pandangan tersebut kebenaran metafisik yang diperoleh dalam metafisika ditolak, karena kebenarannya sulit dibuktikan dalam kenyataan. Auguste Comte mencoba mengembangkan Positivisme ke dalam agama atau sebagai pengganti agama. Hal ini terbukti dengan didirikannya Positive Societies di berbagai tempat yang memuja kemanusiaan sebagai ganti memuja Tuhan. Perkembangan selanjutnya dari aliran ini melahirkan aliran yang bertumpu kepada isi dan fakta-fakta yang bersifat materi, yang dikenal dengan Materialisme. 
4. Empirisme, Aliran empirisme nyata dalam pemikiran David Hume (1711-1776), yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan.  Pengalaman itu dapat yang bersifat lahiriah (yang menyangkut dunia), maupun yang batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Dua hal dicerrmati oleh Hume, yaitu substansi dan kausalitas. Hume tidak menerima substansi, sebab yang dialami hanya kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu ada bersama-sama.  Dari kesan muncul gagasan. Kesan adalah hasil penginderaan langsung, sedang gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan seperti itu. Misal kualami kesan: putih, licin, ringan, tipis. Atas dasar pengalaman itu tidak dapat disimpulkan, bahwa ada substansi tetap yang misalnya disebut kertas, yang memiliki ciri-ciri tadi. Bahwa di dunia ada realitas kertas, diterima oleh Hume. Namun dari kesan itu mengapa muncul gagasan kertas, dan bukan yang lainnya? Bagi Hume, “aku” tidak lain hanyalah “a bundle or collection of perceptions (= kesadaran tertentu)” Kausalitas.  Jika gejala tertentu diikuti oleh gejala lainnya, misal batu yang disinari matahari menjadi panas, kesimpulan itu tidak berdasarkan pengalaman.  Pengalaman hanya memberi kita urutan gejala, tetapi tidak memperlihatkan kepada kita urutan sebab-akibat.  Yang disebut kepastian hanya mengungkapkan harapan kita saja dan tidak boleh dimengerti lebih dari “probable” (berpeluang).  Maka Hume menolak kausalitas, sebab harapan bahwa sesuatu mengikuti yang lain tidak melekat pada hal-hal itu sendiri, namun hanya dalam gagasan kita.  Hukum alam adalah hukum alam.  Jika kita bicara tentang “hukum alam” atau “sebab-akibat”, sebenarnya kita membicarakan apa yang kita harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebih didikte oleh kebiasaan atau perasaan kita saja. Hume merupakan pelopor para empirisis, yang percaya bahwa seluruh pengetahuan tentang dunia berasal dari indera.  Menurut Hume ada batasan-batasan yang tegas tentang bagaimana kesimpulan dapat diambil melalui persepsi indera kita.   
2.2. Peran Filsafat Ilmu Dalam Ilmu Pengetahuan
DEFINISI
· Pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta.
· Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan system dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya.
Ilmu pengetahuan:
§ Bukan satu, melainkan banyak (plural)
§ Bersifat terbuka (dapat dikritik)
§ Berkaitan dalam memecahkan masalah
Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara rasional.
Filsafat Ilmu Pengetahuan: Cabang filsafat yang mempelajari teori ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang berkaitan dengan kebenaran ilmu tertentu.
Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga ‘Kritik ilmu’ karena historis kelahirannya disebabkan oleh rasionalisasi dan otonomisasi dalam mengeritik dogma-dogma dan tahayul.
2.2.1. Membangun Filsafat Ilmu Pengetahuan Tertentu
Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek yaitu (ontology, epistemology,dan aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.
Contohnya: Membangun Filsafat Ilmu Pengetahuan perlu menelusuri dari aspek:
1. Ontologi : eksistensi (keberadaan) dan esensi (keberartian) ilmu-ilmu keteknikan.
Aspek Ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan secara:
a. Metodis : menggunakan cara ilmiah
b. Sistematis : saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam satu keseluruhan.
c. Koheran : unsur – unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan.
d. Rasional : harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)
e. Komperensif : melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan (holistik).
f. Radikal : diuraikan sampai ke akar persoalannya atau esensi.
g. Universal : muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku dimana saja.
2. Epistemologi : metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu keteknikan.
Untuk memperoleh kebenaran perlu dipelajari teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb:
a. Rationalism : penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaran
b. Emperism : alat untuk mencari kebenarandengan mengandalakan pengalaman indera sebagai pemegang peranan penting.
c. Logical Positivism : menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan positif yang benar.
d. Progmatisim : nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.
3. Aksiologi : manfaat dari ilmu-ilmu keteknikan.
Tujuan dasarnya menemukan kebenaran atas fakta yang ada atau sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah.
2.3. Hakekat Ilmu Pengetahuan
SKEMA FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren (“bertalian”) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan. Antara definisi filsafat dan ilmu pengetahuan memang hampir mirip namun kalau kita menyimak bahwa di dalam definisi ilmu pengetahuan lebih menyoroti kenyataan tertentu yang menjadi kompetensi bidang ilmu pengetahuan masing-masing, sedangkan filsafat lebih merefleksikan kenyataan secara umum yang belum dibicarakan di dalam ilmu pengetahuan . Walaupun demikian, ilmu pengetahuan tetap berasal dari filsafat sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan yang berdasarkan kekaguman atau keheranan yang mendorong rasa ingin tahu untuk menyelidikinya, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.


2.4. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan
1. Aristoteles mengawali metafisikanya dengan pernyataan “setiap manusia dari kodratnya ingin tahu”. Tetapi jauh sebelum Aristoteles, Socrates mengatakan hal yang nampaknnya bertentangan dengan ungkapan Aristoteles tersebut, yaitu bahwa tidak ada seorang manusia pun yang mempunyai pengetahuan (Hadi, 1994: 13). Kontradiktif ini tidak perlu diperdebatkan. Sebab menurut Plato bahwa filsafat dimulai dengan rasa kagum. Kekaguman filosofis ini bukanlah kekaguman akan hal-hal yang rumit, canggih atau kompleks, tetapi justru kekaguman akan sesuatu yang sederhana yang tampaknya jelas dalam pengalaman sehari-hari.
2. Hadi (1994: 14-15) menyatakan kekaguman dalam hal ini adalah mempertanyakan hal-hal yang ada dihadapan kita, yang dalam anggapan umum dianggap telah diketahui. Oleh karena itu seseorang harus tahu apa yang dicarinya dan berusaha untuk menemukan apa yang dicari tersebut, demikian menurut Plato.
3. Pengetahuan filosofis ingin menarik diri dari apa yang dianggap sebagai kejelasan umum untuk kembali ke dalam sesuatu yang eksistensial dalam keadaan aslinya. Karenanya, seorang filsuf tidak ada henti-hentinya bertanya. Pernyataan Socrates dan Aristoteles terkesan bertentangan, padahal sebenarnya tidak. Menurut Aristoteles, semua orang dari kodratnya ingin tahu, dan langkah pertama untuk mencapai pengetahuan itu adalah kesadaran Socrates bahwa tidak ada seorang pun yang sudah tahu. Untuk mencapai pengetahuan, Bernard Paduska&R. Turman Sirait ( 1997: 5), seseorang harus sadar bahwa ia “belum tahu” dan karena itu ia “ingin tahu”. Dalam redaksi berbeda, namun dapat disetir menjadi satu makna, bahwa menurut filsafat eksistensialisme anda adalah anda karena anda menghendaki demikian.
4. Dengan uraian di atas, kita dapat melihat adanya dua macam bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan harian atau penggetahuan biasa (common sense) dan pengetahuan ilmiah. Dalam filsafat, pengetahuan biasa sering dianggap sebagai pengetahuan inderawi, sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan berdasarkan akal budi (intelektif).
5. Wibisono mengatakan, Sejalan dengan perkembangan filsafat, ilmu pengetahuan pun berkembang dengan pesatnya. Dalam perjalanan selanjutnya, terdapat fenomena adanya suatu konfigurasi yang menunjukkan tentang bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” itu telah tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.

2.5. Biologi dan Pendidikan Biologi
Ilmu hayati (biosciences) mencakup semua disiplin ilmu yang mempelajari aspek kehidupan organisme dan makhluk suborganisme (virus, viroid, dan prion). Semula dipelajari sebagai satu bidang, biologi, semenjak akhir abad ke-19 hingga sekarang berbagai ilmu telah berkembang menuju ke arah kekhususan atau menggunakan alat-alat dari cabang utama ilmu pengetahuan lainnya sehingga menjadi disiplin yang cukup berbeda. Saat ini, ilmu-ilmu hayati berjumlah ratusan.
Biologi sendiri semula merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural sciences) yang dipelajari oleh para naturalis (ahli ilmu-ilmu alamiah). Biologi sebagai ilmu yang mandiri, dalam arti memiliki perangkat analisis dan konsep-konsep ilmiah yang kokoh, baru terbentuk pada abad ke-18, setelah penemuan mikroskop dan tumbangnya dogma generatio spontanea oleh konsep omne vivum ex vivo. Konsep evolusi, pewarisan sifat (hereditas), dan penemuan DNA sebagai bahan genetik memacu perkembangan biologi secara pesat.
Pembagian disiplin ilmu di bawah ini tidak bersifat mutlak karena beberapa di antaranya sekarang dianggap mandiri walaupun masih memiliki keterkaitan dengan bidang induknya, misalnya genetika dengan fisiologi, biologi molekular dengan genetika, dan sebagainya. Selain itu, karena dinamisnya perkembangan ilmu-ilmu ini, seringkali ilmu-ilmu ini saling bertemu dan menghasilkan kajian antardisiplin.
Sejarah pemikiran dan perkembangan sains penting diketahui untuk memberikan pengertian yang mendalam kemajuan sains dewasa ini. Secara historis kita mendapatkan hal yang lebih baik atas kebenaran pengetahuan tentang sains modern sebagai perkembangan dari sains secara keseluruhan. Cara-cara meneliti, melakukan eksperimen, dan membuat validasi, menggambarkan suatu aspek fundamental dari hakekat sains dan mereflesikannya bagaimana sains cenderung berbeda jenis pengetahuan lainnya.
Perkembangan sains abad ke 20 banyak dijumpai perkembangan sains menunjukkan adanya arah penggabungan di antara ilmu-ilmu yang menjadi rumpun sains seperti: biokimia, biofisika, kimia fisika dan lain-lain. Tetap penting untuk mengetahui klasifikasi ilmu pengetahuan tersebut, yaitu bidang fisika, kimia, dan biologi
2.6. Filsafat Dan Agama
Istilah filsafat dan agama mengandung pengertian yang dipahami secara berlawanan oleh banyak orang. Filsafat dalam cara kerjanya bertolak dari akal, sedangkan agama bertolak dari wahyu. Oleh sebab itu, banyak kaitan dengan berfikir sementara agama banyak terkait dengan pengalaman. Filsafat membahas sesuatu dalam rangka melihat kebenaran yang diukur, apakah sesuatu itu logis atau bukan. Agama tidak selalu mengukur kebenaran dari segi logisnya karena agama kadang-kadang tidak terlalu memperhatikan aspek logisnya. Perbedaan tersebut menimbulkan konflik berkepan-jangan antara orang yang cenderung berfikir filosofis dengan orang yang berfikir agamis, pada hal filsafat dan agama mempunyai fungsi yang sama kuat untuk kemajuan, keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Untuk menelusuri seluk-beluk filsafat dan agama secara mendalam perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan agama dan filsafat itu.
Dalam buku Filsafat Agama karangan Dr. H. Rosjidi diuraikan tentang perbedaan filsafat dengan agama, sebab kedua kata tersebut sering dipahami secara keliru.
A. Filsafat
1. Filsafat berarti berpikir, jadi yang penting ialah ia dapat berpikir.
2. Menurut William Temple, filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk memahami.
3. C.S. Lewis membedakan ‘enjoyment’ dan ‘contemplation’, misalnya laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta disebut ‘enjoyment’, sedangkan memikirkan rasa cintanya disebut ‘contemplation’, yaitu pikiran si pecinta tentang rasa cintanya itu.
4. Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan tenang.
5. Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang dan jernih dan dapat dilihat dasarnya.
6. Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak.
7. Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, sering mengeruhkan pikiran pemeluknya.
8. Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan argumen, walaupun argumenya sendiri.
B. Agama
1. Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu.
2. Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan.
3. Agama dapat dikiaskan dengan ‘enjoyment’ atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian (dedication) atau ‘contentment’.
4. Agama banyak berhubungan dengan hati.
5. Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari bendungan dengan gemuruhnya.
6. Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan habis-habisan, sebab mereka telah terikat dan mengabdikan diri.
7. Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya.
8. Filsafat penting dalam mempelajari agama.
Demikianlah antara lain perbedaan yang terdapat dalam filsafat dan agama menurut Dr. H. Rosjidi.




BAB III
KESIMPULAN

Dasar filsafat pendidikan :
1. Metafisika
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Tujuan filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat mengembangkan pendidikan itu sendiri yaitu :
1. Idealisme 4. Humanisme
2. Realisme 5. Behaviorisme
3. Pragmatisme 6. konstruktivisme.
Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan.
Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia yang memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan.  Kearifan merupakan buah yang dihasilkan filsafat dari usaha  mencapai hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan, dan menentukan implikasinya baik yang tersurat maupun tersirat dalam kehidupan. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan,dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.  Hal tersebut akan mewarnai perbuatan yang arif dan bijak, menghubungkan usaha-usaha pendidikannya dengan falsafah umum, falsafah bangsa dan negara.  Pemahaman akan filsafat pendidikan akan menjauhkan dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan, sehingga hubungan filsafat dengan agama menjadi cair, dalam artian agama ditinggalkan oleh filsafat. Masing-masing kembali pada dasarnya sendiri, artinya agama mendasarkan diri pada iman dan kepercayaan pada firman Tuhan dalam menghadapi berbagai permasalahan, sedangkan filsafat mendasarkan diri pada akal dan pengalaman.








DAFTAR PUSTAKA
George, F, Kneller.1971, Intriduction to the Philosophy of education, University of California. Los Angels-New York.
http://Biologi, Wikipedia.com/2010/cabang biologi.htm
http://filsafat ilmu.blogspot.com/2008/persamaan dan perbedaan filsafat.html
http://www.google.co.id/definisi ilmu pengetahuan.htm
http://www.google.co.id.filsafat dan agama.html

DARAH

A. Judul Praktikum : DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati darah tanpa proses lanjut
2. Mengamati bentuk-bentuk sel darah merah
3. Mengapa ada tidaknya ada tidaknya mikroorganisme di dalam darah
C. Tinjauan Teoritis
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkat zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dan berbagai penyakit. Hormon-hormon dari system endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah; merah terang saat kaya oksigen dan merah tua saat oksigen berkurang. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) mengandung zat besi dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.








Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit
Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. Serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung
• Albumin
• Bahan pembeku darah
• Immunoglobin (antibodi)
• Hormon
• Berbagai jenis protein
• Berbagai jenis garam
Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang artinya darah mengalir ke dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan kemudian menyerap kembali oksigen melalui arteri pulmonalik. Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta, diteruskan ke arteri, selanjutnya melalui saluran halus darah yang disebut dengan kapiler darah. Darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena cafa superior kemudian vena cafa inferior. Selain pertukaran oksigen darah juga berfungsi mengangkut bahan sisa metabolisme.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Sel darah merah manusia
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter). Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.






Eritrosit Manusia
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.
Nukleus
Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya, atau disebut juga anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada sebagian besar hewan vertebrata mengandung nukleus, kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
Fungsi lain
Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
Eritrosit Mamalia
Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin. Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.







Eritrosit Vertebrata
Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi.
Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.
Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Polimorfisme dan kelainan
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis (SAO).
Sel Darah Putih






Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapa sel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.
Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapasel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
• Basofil.
• Eosinofil.
• Neutrofil.
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
• Limfosit.
• Monosit.

Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan
Neutrofil
65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil
4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
<1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit
25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
• Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
• Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
• Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit
6% Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di atas) Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.


D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Jarum Penusuk (Lancet)
4. Mikroskop
5. Kapas

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Larutan Fisiologis NaCl
3. Darah

E. Prosedur Kerja
1. Membersihkan alat-alat yang akan dipakai
2. Membersihkan daerah pengambilan darah dengan alkohol
3. Meneteskan larutan fisiologis sebanyak 2-3 pada objek glass
4. Menusuk pembuluh darah, mengambil beberapa tetes dan meletakkannya pada objek glass yang telah ada larutan fisiologisnya. Mencampurkan dengan hati-hati kemudian menutup dengan cover glass
5. Meletakkan objek glass dibawah mikroskop, mengamati dengan cermat pada pembesaran 100% dan 400%
6. Membersihkan kembali alat-alat jika sudah selesai

F. Hasil Dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop maka di dapatkan bentuk sel-sel darah praktikan. Adapun bentuknya adalah seperti di bawah ini :







Gambar E.1 Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit










Gambar E.2 Bentuk Sel Eritrosit
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Apakah manfaatnya daerah pengambilan darah harus diberi alkohol 70%?
Manfaat pemberian alkohol ketika pengambilan darah adalah agar jarum pada lanset steril bersih dari kuman-kuman, dan membekukan daerah pengambilan darah agar tidak terasa sakit pada saat darah diambil.
2. Mengapa warna darah merah? Jelaskan!
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
3. Apa perbedaan darah aves dengan darah mamalia?
Darah aves memilik nukleus atau inti sel sedangkan darah mamalia Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin 
KESIMPULAN

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.



DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=84%3Asel-darah&option=com_content&Itemid=15
http://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia_sel_sabit
http://id.wikipedia.org/wiki/Basofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Limfosit
http://id.wikipedia.org/wiki/Monosit
http://drdjebrut.wordpress.com/tag/sel-darah/
http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/memeriksa-kadar-hb-hemoglobin.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-putih/
http://community.um.ac.id/showthread.php?54416-Anemia-Karena-Kelainan-Pada-Sel-Darah-Merah

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


ALAT PEREDARAN DARAH


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010

A. Judul Praktikum : ALAT PEREDARAN DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati dan mempelajari aliran pada pembuluh darah
2. Mempelajari hubungan pembuluh nadi, kapiler dan pembuluh balik
3. Mengamati sirkulasi pada pembuluh kapiler
C. Tinjauan Teoritis
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Jantung mempunyai satu atrium atau dua atria (jamak), yaitu ruangan bilik yang menerima darah yang kembali ke jantung, dan satu atau lebih ventrikel, ruangan bilik yang memompakan darah keluar dari jantung. Arteri, vena dan kapiler adalah tiga jenis utama pembuluh darah, yang dalam tubuh manusia panjangnya ditaksir mencapai sekitar 100.000 km. Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ diseluruh tubuh. Di dalam organ-organ ini, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler (capilarry) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler (Capillary bed), menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia termasuk gas dipertukasrkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan menyatu membentuk vena. Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung.







Gambar Jantung Manusia
D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Karton
2. Jarum pentul
3. Tali plastik atau benang wol
4. Kapas
5. Mikroskop
6. Kain Lap

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Ikan
2. Katak

E. Prosedur Kerja
1. Meletakkan seekor ikan mas pada kertas karton
2. Merentangkan ekornya pada lubang yang sudah tersedia, kemudian menusuk dengan jarum pentul
3. Memberi air setiap 3 menit untk menjaga ekor agar tetap basah
4. Mengamati di bawah mikroskop, selanjutnya mencari arteriol, venula dan pembuluh kapilernya

F. HASIL DAN PEMBAHASAN
SISTEM SIRKULASI (SISTEM PEREDARAN DARAH)
A. Ikan
TAKSONOMI
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Classis : Osteichthyes
Sub-classis : Teleostemi
Ordo : Teleostei
Sub-ordo : Physestomi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio









Gambar Morfologi dan Anatomi Tubuh Ikan












Gambar Sistem Sirkulasi Darah Ikan

 Alat-alat peredaran darah terdiri dari :
 Cor (jantung), disebelah posterior dari insang, dibatasi dari ruang perut (cavum abdominalis) oleh septum transversum (sekat rongga badan).
Cor terbungkus oleh selaput pericardium.
Cor terdiri dari :
• sinus venosus, berdinding tipis
• atrium, merah coklat
• ventrikel, merah coklat.
 Bulbus arteriosus, warna putih.
 Arteria (pembuluh nadi )
 Vena (pembuluh balik)
 Lien, warna merah coklat, memanjang di daerah intestinum.
 Arteria dan vena

Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung. Perhatikan pula bahwa pada seekor ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler selama masing-masing sirkuti (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler, tekanan darah tekanan hidrostatik yang mendorong darah mengalir melalui pembuluh, menurun tajam. Dengan demikian, darah yang kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama berenang.
Insang (gill) adalah bentuk pelipatan ke arah luar pada permukaan tubuh yang dikhususkan untuk pertukaran gas. Sebagai medium respirasi, air mempunyai keuntungan dan kerugian. Tidak ada permasalahan dalam mempertahankan membransel permukaan respirasi agar tetap lembab, karena insang sepenuhnya dikelilingi oleh lingkungan berair dimana hewan itu hidup. Akan tetapi konsentrasi O2 di air jauh lebih rendah dibandingkan dengan di udara. Semakin hangat dan semakin asin air, maka akan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya. Dengan demikian, insang harus sangat efisien untuk mendapatkan oksigan yang cukup dari air. Salah satu proses yang membantu adalah ventilasi, yaitu peningkatan aliran medium respirasi di atas permukaan respirasi. Pengaturan posisi kapiler dalam insang seekor ikan juga meningkatkan pertukaran gas. Darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan aliran air yang mengalir di atas insang. Pola tersebut memungkinkan oksigen untuk diangkut ke dalam darah dengan proses yang sangat efisien, yang disebut sebagai pertukaran lawan arus. Ketika darah mengalir melalui kapiler, darah tersebut semakin banyak terisi oleh oksigen. Akan tetapi secara bersamaan pula ia akan berhadapan dengan air dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi karena air itu baru saja mulai mengalir di atas insang. Hal itu berarti bahwa disepanjang kapiler terdapat suatu gradien diffusi yang mendorong perpindahan oksigen dari air ke darah.


















Gambar. Katak dan Sistem sirkulasi Katak

Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneous circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistemik. Sirkuit sistemik (systemic circuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dengan dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan yang semakin berkurang. Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam ventrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen itu dari atrium kiri ke dalam sirkuit sistemik dan sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan ke dalam sirkuit pulmokutaneus.
Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Gambar setiap pengamatan yang anda peroleh!








2. Bandingkan kecepatan aliran darah pada masing-masing pembuluh. Mengapa demikian?
Aliran ataupun tekanan darah paling cepat atau jauh lebih besar pada arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi sistol. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Dengan demikian, ketika jantung berkontraksi darah memasuki arteri lebih cepat dibandingkan dengan kecepatannya meninggalkan arteri. Selain itu kecepatan aliran darah menurun tajam dalam arteriol dan paling lambat kecepatannya dalam kapiler, karena adanya peningkatan total luas penampang dimana arteri memiliki luas penampang terkecil dibandingkan arteriol dan kapiler, sehingga tekanan darah semakin cepat melalui arteri.








3. Pembuluh darah mana yang lebih besar?
Pembuluh darah vena berdiameter lebih besar dibandingkan arteri dan kapiler.
4. Bandingkan diameter pembuluh-pembuluh darah tersebut dengan besarnya eritrosit pada katak! Eritrosit katak rata-rata mempunyai panjang 22µ, lebar 15µ dan tebal 14µ!
5. Mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena?
Ketika darah kekurangan cairan tubuh yang berisi ion-ion NaCl maka diperlukan penambahan cairan dengan pemasukan infus melalui vena. Vena merupakan pembuluh darah yang mengangkut darah kaya akan oksigen ke jantung dan akhirnya diedarkan ke seluruh tubuh. Jadi pada saat proses inilah diperlukan cairan NaCl tersebut.


KESIMPULAN
Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung.
Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik 
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


FUNGSI EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
A. Judul Praktikum : Fungsi Empedu Dalam Pencernaan Lemak
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui dan Mengamati adanya lemak dalam kantong empedu

C. Tinjauan Teoritis
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi, adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (he patic duct). Saluran ini akan bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NAHCO3 pankreas serta beberapa konstituen organik, termasuk garam-garam empedu, kholestrol, lesitin dan bilirubin. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak, terutama untuk aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kholesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu. Pendaur ulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati ini disebut siklus enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.
Efek detergen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil terbenam dalam cairan kimus. Dengan dmeikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus kontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam moleku air, molekuk-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam-garam empedu tidak mengemulsifikasi lemak-lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama.
Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid berasal dari kholesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut lemak akan larut dalam butiran lemak, sehingga larut air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan butiran lemak. Buitr-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu dipermukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut air dipermukaan setiap buti kecil tersebut.
Garam empedu bersama dengan kholesterol dan lesitin juga merupakan konstituen empedu, berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun di tengah untuk membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Selain itu kholesterol suatu zat yang sangat tidak larut air, larut di dalam inti sel yang hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kholesterol. Jumlah kholesterol yang diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relatif garam empedu atau lesitin, kelebihan kholesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.








Diagram sistem pencernaan manusia yang menunjukkan saluran empedu

D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet tetes


Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Rana esculenta
2. Aquades


E. Prosedur Kerja.
1. Membedah Rana esculenta, kemudian dengan hati-hati mengambil empedunya
2. Menuang isinya ke dalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunting sedikit permukaan kantong empedu.
3. Mengencerkan dengan aquades hingga volume menjadi 2 ml
4. Menambahkan 1-2 tetes minyak kelapa
5. Membiarkan selama 5-10 menit
6 Melakukan percobaan yang sama pada tabung reaksi yang lain yang hanya diisi dengan 2 ml air dan ditetesi 1-2 tetes minyak kelapa

F. HASIL DAN PEMBAHASAN














Gambar Empedu Katak


















Gambar Proses Pencampuran empedu dan minyak kelapa
Jawaban Pertanyaan Tugas!
1. Apakah yang anda lihat dari 2 percobaan di atas? Dari percobaan di atas saya dapat melihat emulsi yang dilakukan empedu terhadap minyak kelapa yang telah dicampurkan. Garam empedu membantu pencernaan lemak dari minyak kelapa melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak minyak kelapa melalui partisipasinya dalam pembentukan misel.
2. Gambarkan struktur empedu!

3. Dimanakah letak empedu?
Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

4. Apakah semua hewan mempunyai kantong empedu?
Tidak semua hewan memiliki empedu seperti hewan invertebrata. Namun hewan tingkat tinggi seperti hewan bertulang punggung (vertebrata) sudah dilengkapi dengan kantong empedu yang menandakan sistem pencernaan yang sudah sempurna.

5. Dari percobaan diatas apakah fungsi empedu yang dapat anda amati?
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.

KESIMPULAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://www.google.co.id/images?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=573&q=Gambar+Empedu&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
http://belajarbareng.unimedcenter.org/repositori/fmipa/biologi/278-sistem-pencernaan-pada-hewan.html
http://slemgaul.wordpress.com/2010/04/20/sistem-pencernaan-pada-hewan-dan-manusia/

A. Judul Praktikum : DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati darah tanpa proses lanjut
2. Mengamati bentuk-bentuk sel darah merah
3. Mengapa ada tidaknya ada tidaknya mikroorganisme di dalam darah
C. Tinjauan Teoritis
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkat zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dan berbagai penyakit. Hormon-hormon dari system endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah; merah terang saat kaya oksigen dan merah tua saat oksigen berkurang. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) mengandung zat besi dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.








Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit
Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. Serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung
• Albumin
• Bahan pembeku darah
• Immunoglobin (antibodi)
• Hormon
• Berbagai jenis protein
• Berbagai jenis garam
Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang artinya darah mengalir ke dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan kemudian menyerap kembali oksigen melalui arteri pulmonalik. Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta, diteruskan ke arteri, selanjutnya melalui saluran halus darah yang disebut dengan kapiler darah. Darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena cafa superior kemudian vena cafa inferior. Selain pertukaran oksigen darah juga berfungsi mengangkut bahan sisa metabolisme.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Sel darah merah manusia
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter). Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.






Eritrosit Manusia
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.
Nukleus
Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya, atau disebut juga anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada sebagian besar hewan vertebrata mengandung nukleus, kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
Fungsi lain
Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
Eritrosit Mamalia
Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin. Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.







Eritrosit Vertebrata
Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi.
Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.
Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Polimorfisme dan kelainan
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis (SAO).
Sel Darah Putih






Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapa sel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.
Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapasel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
• Basofil.
• Eosinofil.
• Neutrofil.
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
• Limfosit.
• Monosit.

Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan
Neutrofil
65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil
4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
<1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit
25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
• Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
• Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
• Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit
6% Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di atas) Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.


D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Jarum Penusuk (Lancet)
4. Mikroskop
5. Kapas

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Larutan Fisiologis NaCl
3. Darah

E. Prosedur Kerja
1. Membersihkan alat-alat yang akan dipakai
2. Membersihkan daerah pengambilan darah dengan alkohol
3. Meneteskan larutan fisiologis sebanyak 2-3 pada objek glass
4. Menusuk pembuluh darah, mengambil beberapa tetes dan meletakkannya pada objek glass yang telah ada larutan fisiologisnya. Mencampurkan dengan hati-hati kemudian menutup dengan cover glass
5. Meletakkan objek glass dibawah mikroskop, mengamati dengan cermat pada pembesaran 100% dan 400%
6. Membersihkan kembali alat-alat jika sudah selesai

F. Hasil Dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop maka di dapatkan bentuk sel-sel darah praktikan. Adapun bentuknya adalah seperti di bawah ini :







Gambar E.1 Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit










Gambar E.2 Bentuk Sel Eritrosit
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Apakah manfaatnya daerah pengambilan darah harus diberi alkohol 70%?
Manfaat pemberian alkohol ketika pengambilan darah adalah agar jarum pada lanset steril bersih dari kuman-kuman, dan membekukan daerah pengambilan darah agar tidak terasa sakit pada saat darah diambil.
2. Mengapa warna darah merah? Jelaskan!
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
3. Apa perbedaan darah aves dengan darah mamalia?
Darah aves memilik nukleus atau inti sel sedangkan darah mamalia Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin 
KESIMPULAN

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.



DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=84%3Asel-darah&option=com_content&Itemid=15
http://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia_sel_sabit
http://id.wikipedia.org/wiki/Basofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Limfosit
http://id.wikipedia.org/wiki/Monosit
http://drdjebrut.wordpress.com/tag/sel-darah/
http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/memeriksa-kadar-hb-hemoglobin.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-putih/
http://community.um.ac.id/showthread.php?54416-Anemia-Karena-Kelainan-Pada-Sel-Darah-Merah

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


ALAT PEREDARAN DARAH


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010

A. Judul Praktikum : ALAT PEREDARAN DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati dan mempelajari aliran pada pembuluh darah
2. Mempelajari hubungan pembuluh nadi, kapiler dan pembuluh balik
3. Mengamati sirkulasi pada pembuluh kapiler
C. Tinjauan Teoritis
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Jantung mempunyai satu atrium atau dua atria (jamak), yaitu ruangan bilik yang menerima darah yang kembali ke jantung, dan satu atau lebih ventrikel, ruangan bilik yang memompakan darah keluar dari jantung. Arteri, vena dan kapiler adalah tiga jenis utama pembuluh darah, yang dalam tubuh manusia panjangnya ditaksir mencapai sekitar 100.000 km. Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ diseluruh tubuh. Di dalam organ-organ ini, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler (capilarry) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler (Capillary bed), menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia termasuk gas dipertukasrkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan menyatu membentuk vena. Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung.







Gambar Jantung Manusia
D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Karton
2. Jarum pentul
3. Tali plastik atau benang wol
4. Kapas
5. Mikroskop
6. Kain Lap

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Ikan
2. Katak

E. Prosedur Kerja
1. Meletakkan seekor ikan mas pada kertas karton
2. Merentangkan ekornya pada lubang yang sudah tersedia, kemudian menusuk dengan jarum pentul
3. Memberi air setiap 3 menit untk menjaga ekor agar tetap basah
4. Mengamati di bawah mikroskop, selanjutnya mencari arteriol, venula dan pembuluh kapilernya

F. HASIL DAN PEMBAHASAN
SISTEM SIRKULASI (SISTEM PEREDARAN DARAH)
A. Ikan
TAKSONOMI
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Classis : Osteichthyes
Sub-classis : Teleostemi
Ordo : Teleostei
Sub-ordo : Physestomi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio









Gambar Morfologi dan Anatomi Tubuh Ikan












Gambar Sistem Sirkulasi Darah Ikan

 Alat-alat peredaran darah terdiri dari :
 Cor (jantung), disebelah posterior dari insang, dibatasi dari ruang perut (cavum abdominalis) oleh septum transversum (sekat rongga badan).
Cor terbungkus oleh selaput pericardium.
Cor terdiri dari :
• sinus venosus, berdinding tipis
• atrium, merah coklat
• ventrikel, merah coklat.
 Bulbus arteriosus, warna putih.
 Arteria (pembuluh nadi )
 Vena (pembuluh balik)
 Lien, warna merah coklat, memanjang di daerah intestinum.
 Arteria dan vena

Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung. Perhatikan pula bahwa pada seekor ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler selama masing-masing sirkuti (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler, tekanan darah tekanan hidrostatik yang mendorong darah mengalir melalui pembuluh, menurun tajam. Dengan demikian, darah yang kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama berenang.
Insang (gill) adalah bentuk pelipatan ke arah luar pada permukaan tubuh yang dikhususkan untuk pertukaran gas. Sebagai medium respirasi, air mempunyai keuntungan dan kerugian. Tidak ada permasalahan dalam mempertahankan membransel permukaan respirasi agar tetap lembab, karena insang sepenuhnya dikelilingi oleh lingkungan berair dimana hewan itu hidup. Akan tetapi konsentrasi O2 di air jauh lebih rendah dibandingkan dengan di udara. Semakin hangat dan semakin asin air, maka akan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya. Dengan demikian, insang harus sangat efisien untuk mendapatkan oksigan yang cukup dari air. Salah satu proses yang membantu adalah ventilasi, yaitu peningkatan aliran medium respirasi di atas permukaan respirasi. Pengaturan posisi kapiler dalam insang seekor ikan juga meningkatkan pertukaran gas. Darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan aliran air yang mengalir di atas insang. Pola tersebut memungkinkan oksigen untuk diangkut ke dalam darah dengan proses yang sangat efisien, yang disebut sebagai pertukaran lawan arus. Ketika darah mengalir melalui kapiler, darah tersebut semakin banyak terisi oleh oksigen. Akan tetapi secara bersamaan pula ia akan berhadapan dengan air dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi karena air itu baru saja mulai mengalir di atas insang. Hal itu berarti bahwa disepanjang kapiler terdapat suatu gradien diffusi yang mendorong perpindahan oksigen dari air ke darah.


















Gambar. Katak dan Sistem sirkulasi Katak

Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneous circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistemik. Sirkuit sistemik (systemic circuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dengan dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan yang semakin berkurang. Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam ventrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen itu dari atrium kiri ke dalam sirkuit sistemik dan sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan ke dalam sirkuit pulmokutaneus.
Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Gambar setiap pengamatan yang anda peroleh!








2. Bandingkan kecepatan aliran darah pada masing-masing pembuluh. Mengapa demikian?
Aliran ataupun tekanan darah paling cepat atau jauh lebih besar pada arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi sistol. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Dengan demikian, ketika jantung berkontraksi darah memasuki arteri lebih cepat dibandingkan dengan kecepatannya meninggalkan arteri. Selain itu kecepatan aliran darah menurun tajam dalam arteriol dan paling lambat kecepatannya dalam kapiler, karena adanya peningkatan total luas penampang dimana arteri memiliki luas penampang terkecil dibandingkan arteriol dan kapiler, sehingga tekanan darah semakin cepat melalui arteri.








3. Pembuluh darah mana yang lebih besar?
Pembuluh darah vena berdiameter lebih besar dibandingkan arteri dan kapiler.
4. Bandingkan diameter pembuluh-pembuluh darah tersebut dengan besarnya eritrosit pada katak! Eritrosit katak rata-rata mempunyai panjang 22µ, lebar 15µ dan tebal 14µ!
5. Mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena?
Ketika darah kekurangan cairan tubuh yang berisi ion-ion NaCl maka diperlukan penambahan cairan dengan pemasukan infus melalui vena. Vena merupakan pembuluh darah yang mengangkut darah kaya akan oksigen ke jantung dan akhirnya diedarkan ke seluruh tubuh. Jadi pada saat proses inilah diperlukan cairan NaCl tersebut.


KESIMPULAN
Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung.
Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik 
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


FUNGSI EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
A. Judul Praktikum : Fungsi Empedu Dalam Pencernaan Lemak
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui dan Mengamati adanya lemak dalam kantong empedu

C. Tinjauan Teoritis
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi, adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (he patic duct). Saluran ini akan bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NAHCO3 pankreas serta beberapa konstituen organik, termasuk garam-garam empedu, kholestrol, lesitin dan bilirubin. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak, terutama untuk aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kholesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu. Pendaur ulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati ini disebut siklus enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.
Efek detergen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil terbenam dalam cairan kimus. Dengan dmeikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus kontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam moleku air, molekuk-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam-garam empedu tidak mengemulsifikasi lemak-lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama.
Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid berasal dari kholesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut lemak akan larut dalam butiran lemak, sehingga larut air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan butiran lemak. Buitr-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu dipermukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut air dipermukaan setiap buti kecil tersebut.
Garam empedu bersama dengan kholesterol dan lesitin juga merupakan konstituen empedu, berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun di tengah untuk membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Selain itu kholesterol suatu zat yang sangat tidak larut air, larut di dalam inti sel yang hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kholesterol. Jumlah kholesterol yang diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relatif garam empedu atau lesitin, kelebihan kholesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.








Diagram sistem pencernaan manusia yang menunjukkan saluran empedu

D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet tetes


Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Rana esculenta
2. Aquades


E. Prosedur Kerja.
1. Membedah Rana esculenta, kemudian dengan hati-hati mengambil empedunya
2. Menuang isinya ke dalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunting sedikit permukaan kantong empedu.
3. Mengencerkan dengan aquades hingga volume menjadi 2 ml
4. Menambahkan 1-2 tetes minyak kelapa
5. Membiarkan selama 5-10 menit
6 Melakukan percobaan yang sama pada tabung reaksi yang lain yang hanya diisi dengan 2 ml air dan ditetesi 1-2 tetes minyak kelapa

F. HASIL DAN PEMBAHASAN














Gambar Empedu Katak


















Gambar Proses Pencampuran empedu dan minyak kelapa
Jawaban Pertanyaan Tugas!
1. Apakah yang anda lihat dari 2 percobaan di atas? Dari percobaan di atas saya dapat melihat emulsi yang dilakukan empedu terhadap minyak kelapa yang telah dicampurkan. Garam empedu membantu pencernaan lemak dari minyak kelapa melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak minyak kelapa melalui partisipasinya dalam pembentukan misel.
2. Gambarkan struktur empedu!

3. Dimanakah letak empedu?
Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

4. Apakah semua hewan mempunyai kantong empedu?
Tidak semua hewan memiliki empedu seperti hewan invertebrata. Namun hewan tingkat tinggi seperti hewan bertulang punggung (vertebrata) sudah dilengkapi dengan kantong empedu yang menandakan sistem pencernaan yang sudah sempurna.

5. Dari percobaan diatas apakah fungsi empedu yang dapat anda amati?
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.

KESIMPULAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://www.google.co.id/images?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=573&q=Gambar+Empedu&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
http://belajarbareng.unimedcenter.org/repositori/fmipa/biologi/278-sistem-pencernaan-pada-hewan.html
http://slemgaul.wordpress.com/2010/04/20/sistem-pencernaan-pada-hewan-dan-manusia/

A. Judul Praktikum : DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati darah tanpa proses lanjut
2. Mengamati bentuk-bentuk sel darah merah
3. Mengapa ada tidaknya ada tidaknya mikroorganisme di dalam darah
C. Tinjauan Teoritis
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkat zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dan berbagai penyakit. Hormon-hormon dari system endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah; merah terang saat kaya oksigen dan merah tua saat oksigen berkurang. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) mengandung zat besi dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.








Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit
Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. Serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung
• Albumin
• Bahan pembeku darah
• Immunoglobin (antibodi)
• Hormon
• Berbagai jenis protein
• Berbagai jenis garam
Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang artinya darah mengalir ke dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan kemudian menyerap kembali oksigen melalui arteri pulmonalik. Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta, diteruskan ke arteri, selanjutnya melalui saluran halus darah yang disebut dengan kapiler darah. Darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena cafa superior kemudian vena cafa inferior. Selain pertukaran oksigen darah juga berfungsi mengangkut bahan sisa metabolisme.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Sel darah merah manusia
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter). Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.






Eritrosit Manusia
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.
Nukleus
Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya, atau disebut juga anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada sebagian besar hewan vertebrata mengandung nukleus, kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
Fungsi lain
Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
Eritrosit Mamalia
Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin. Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.







Eritrosit Vertebrata
Dari kiri ke kanan: eritrosit, trombosit, dan leukosit
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi.
Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.
Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Polimorfisme dan kelainan
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi, polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis (SAO).
Sel Darah Putih






Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapa sel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.
Gambar scanning electron microscope (SEM) darah manusia yang sirkulasinya normal. Tampak sel darah merah, beberapasel darah putih yang menonjol termasuk limfosit, monosit, neutrofil, serta banyak platelet kecil lainnya.

Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
• Basofil.
• Eosinofil.
• Neutrofil.
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
• Limfosit.
• Monosit.

Tipe Gambar Diagram % dalam tubuh manusia Keterangan
Neutrofil
65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil
4% Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil
<1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit
25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
• Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
• Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
• Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit
6% Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag
(lihat di atas) Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.


D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Jarum Penusuk (Lancet)
4. Mikroskop
5. Kapas

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Larutan Fisiologis NaCl
3. Darah

E. Prosedur Kerja
1. Membersihkan alat-alat yang akan dipakai
2. Membersihkan daerah pengambilan darah dengan alkohol
3. Meneteskan larutan fisiologis sebanyak 2-3 pada objek glass
4. Menusuk pembuluh darah, mengambil beberapa tetes dan meletakkannya pada objek glass yang telah ada larutan fisiologisnya. Mencampurkan dengan hati-hati kemudian menutup dengan cover glass
5. Meletakkan objek glass dibawah mikroskop, mengamati dengan cermat pada pembesaran 100% dan 400%
6. Membersihkan kembali alat-alat jika sudah selesai

F. Hasil Dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop maka di dapatkan bentuk sel-sel darah praktikan. Adapun bentuknya adalah seperti di bawah ini :







Gambar E.1 Sel-sel Darah Manusia; a. Eritrosit, b. Neutrofil,
c. Eusinofil, d. Limfosit










Gambar E.2 Bentuk Sel Eritrosit
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah. Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Apakah manfaatnya daerah pengambilan darah harus diberi alkohol 70%?
Manfaat pemberian alkohol ketika pengambilan darah adalah agar jarum pada lanset steril bersih dari kuman-kuman, dan membekukan daerah pengambilan darah agar tidak terasa sakit pada saat darah diambil.
2. Mengapa warna darah merah? Jelaskan!
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit.
3. Apa perbedaan darah aves dengan darah mamalia?
Darah aves memilik nukleus atau inti sel sedangkan darah mamalia Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin 
KESIMPULAN

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.



DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-sinyal&id=84%3Asel-darah&option=com_content&Itemid=15
http://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia_sel_sabit
http://id.wikipedia.org/wiki/Basofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Limfosit
http://id.wikipedia.org/wiki/Monosit
http://drdjebrut.wordpress.com/tag/sel-darah/
http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/memeriksa-kadar-hb-hemoglobin.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-putih/
http://community.um.ac.id/showthread.php?54416-Anemia-Karena-Kelainan-Pada-Sel-Darah-Merah

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


ALAT PEREDARAN DARAH


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010

A. Judul Praktikum : ALAT PEREDARAN DARAH
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengamati dan mempelajari aliran pada pembuluh darah
2. Mempelajari hubungan pembuluh nadi, kapiler dan pembuluh balik
3. Mengamati sirkulasi pada pembuluh kapiler
C. Tinjauan Teoritis
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Jantung mempunyai satu atrium atau dua atria (jamak), yaitu ruangan bilik yang menerima darah yang kembali ke jantung, dan satu atau lebih ventrikel, ruangan bilik yang memompakan darah keluar dari jantung. Arteri, vena dan kapiler adalah tiga jenis utama pembuluh darah, yang dalam tubuh manusia panjangnya ditaksir mencapai sekitar 100.000 km. Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ diseluruh tubuh. Di dalam organ-organ ini, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler (capilarry) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler (Capillary bed), menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia termasuk gas dipertukasrkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan menyatu membentuk vena. Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung.







Gambar Jantung Manusia
D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Karton
2. Jarum pentul
3. Tali plastik atau benang wol
4. Kapas
5. Mikroskop
6. Kain Lap

Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Ikan
2. Katak

E. Prosedur Kerja
1. Meletakkan seekor ikan mas pada kertas karton
2. Merentangkan ekornya pada lubang yang sudah tersedia, kemudian menusuk dengan jarum pentul
3. Memberi air setiap 3 menit untk menjaga ekor agar tetap basah
4. Mengamati di bawah mikroskop, selanjutnya mencari arteriol, venula dan pembuluh kapilernya

F. HASIL DAN PEMBAHASAN
SISTEM SIRKULASI (SISTEM PEREDARAN DARAH)
A. Ikan
TAKSONOMI
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Classis : Osteichthyes
Sub-classis : Teleostemi
Ordo : Teleostei
Sub-ordo : Physestomi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio









Gambar Morfologi dan Anatomi Tubuh Ikan












Gambar Sistem Sirkulasi Darah Ikan

 Alat-alat peredaran darah terdiri dari :
 Cor (jantung), disebelah posterior dari insang, dibatasi dari ruang perut (cavum abdominalis) oleh septum transversum (sekat rongga badan).
Cor terbungkus oleh selaput pericardium.
Cor terdiri dari :
• sinus venosus, berdinding tipis
• atrium, merah coklat
• ventrikel, merah coklat.
 Bulbus arteriosus, warna putih.
 Arteria (pembuluh nadi )
 Vena (pembuluh balik)
 Lien, warna merah coklat, memanjang di daerah intestinum.
 Arteria dan vena

Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung. Perhatikan pula bahwa pada seekor ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler selama masing-masing sirkuti (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler, tekanan darah tekanan hidrostatik yang mendorong darah mengalir melalui pembuluh, menurun tajam. Dengan demikian, darah yang kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama berenang.
Insang (gill) adalah bentuk pelipatan ke arah luar pada permukaan tubuh yang dikhususkan untuk pertukaran gas. Sebagai medium respirasi, air mempunyai keuntungan dan kerugian. Tidak ada permasalahan dalam mempertahankan membransel permukaan respirasi agar tetap lembab, karena insang sepenuhnya dikelilingi oleh lingkungan berair dimana hewan itu hidup. Akan tetapi konsentrasi O2 di air jauh lebih rendah dibandingkan dengan di udara. Semakin hangat dan semakin asin air, maka akan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya. Dengan demikian, insang harus sangat efisien untuk mendapatkan oksigan yang cukup dari air. Salah satu proses yang membantu adalah ventilasi, yaitu peningkatan aliran medium respirasi di atas permukaan respirasi. Pengaturan posisi kapiler dalam insang seekor ikan juga meningkatkan pertukaran gas. Darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan aliran air yang mengalir di atas insang. Pola tersebut memungkinkan oksigen untuk diangkut ke dalam darah dengan proses yang sangat efisien, yang disebut sebagai pertukaran lawan arus. Ketika darah mengalir melalui kapiler, darah tersebut semakin banyak terisi oleh oksigen. Akan tetapi secara bersamaan pula ia akan berhadapan dengan air dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi karena air itu baru saja mulai mengalir di atas insang. Hal itu berarti bahwa disepanjang kapiler terdapat suatu gradien diffusi yang mendorong perpindahan oksigen dari air ke darah.


















Gambar. Katak dan Sistem sirkulasi Katak

Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneous circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistemik. Sirkuit sistemik (systemic circuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran darah yang kuat ke otak, otot dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dengan dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain dengan tekanan yang semakin berkurang. Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam ventrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen itu dari atrium kiri ke dalam sirkuit sistemik dan sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan ke dalam sirkuit pulmokutaneus.
Jawaban Pertanyaan Tugas
1. Gambar setiap pengamatan yang anda peroleh!








2. Bandingkan kecepatan aliran darah pada masing-masing pembuluh. Mengapa demikian?
Aliran ataupun tekanan darah paling cepat atau jauh lebih besar pada arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi sistol. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Dengan demikian, ketika jantung berkontraksi darah memasuki arteri lebih cepat dibandingkan dengan kecepatannya meninggalkan arteri. Selain itu kecepatan aliran darah menurun tajam dalam arteriol dan paling lambat kecepatannya dalam kapiler, karena adanya peningkatan total luas penampang dimana arteri memiliki luas penampang terkecil dibandingkan arteriol dan kapiler, sehingga tekanan darah semakin cepat melalui arteri.








3. Pembuluh darah mana yang lebih besar?
Pembuluh darah vena berdiameter lebih besar dibandingkan arteri dan kapiler.
4. Bandingkan diameter pembuluh-pembuluh darah tersebut dengan besarnya eritrosit pada katak! Eritrosit katak rata-rata mempunyai panjang 22µ, lebar 15µ dan tebal 14µ!
5. Mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena?
Ketika darah kekurangan cairan tubuh yang berisi ion-ion NaCl maka diperlukan penambahan cairan dengan pemasukan infus melalui vena. Vena merupakan pembuluh darah yang mengangkut darah kaya akan oksigen ke jantung dan akhirnya diedarkan ke seluruh tubuh. Jadi pada saat proses inilah diperlukan cairan NaCl tersebut.


KESIMPULAN
Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan (bilik) utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-pertama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan Karbondioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya kaya oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung.
Katak dan amphibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik 
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta

Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan


FUNGSI EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK


Disusun Oleh :

Nama : Natalia Rosa Keliling
Nim : 8106173009
Prodi : Pendidikan Biologi





SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
A. Judul Praktikum : Fungsi Empedu Dalam Pencernaan Lemak
B. Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui dan Mengamati adanya lemak dalam kantong empedu

C. Tinjauan Teoritis
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi, adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (he patic duct). Saluran ini akan bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NAHCO3 pankreas serta beberapa konstituen organik, termasuk garam-garam empedu, kholestrol, lesitin dan bilirubin. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun, empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak, terutama untuk aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kholesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu. Pendaur ulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati ini disebut siklus enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.
Efek detergen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil terbenam dalam cairan kimus. Dengan dmeikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus kontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam moleku air, molekuk-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam-garam empedu tidak mengemulsifikasi lemak-lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama.
Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid berasal dari kholesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut lemak akan larut dalam butiran lemak, sehingga larut air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan butiran lemak. Buitr-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu dipermukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut air dipermukaan setiap buti kecil tersebut.
Garam empedu bersama dengan kholesterol dan lesitin juga merupakan konstituen empedu, berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun di tengah untuk membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Selain itu kholesterol suatu zat yang sangat tidak larut air, larut di dalam inti sel yang hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kholesterol. Jumlah kholesterol yang diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relatif garam empedu atau lesitin, kelebihan kholesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.








Diagram sistem pencernaan manusia yang menunjukkan saluran empedu

D. Alat dan Bahan

Tabel D.1 Alat-alat yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet tetes


Tabel D.2 Bahan yang dipergunakan dalam Praktikum
No. Bahan
1. Rana esculenta
2. Aquades


E. Prosedur Kerja.
1. Membedah Rana esculenta, kemudian dengan hati-hati mengambil empedunya
2. Menuang isinya ke dalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunting sedikit permukaan kantong empedu.
3. Mengencerkan dengan aquades hingga volume menjadi 2 ml
4. Menambahkan 1-2 tetes minyak kelapa
5. Membiarkan selama 5-10 menit
6 Melakukan percobaan yang sama pada tabung reaksi yang lain yang hanya diisi dengan 2 ml air dan ditetesi 1-2 tetes minyak kelapa

F. HASIL DAN PEMBAHASAN














Gambar Empedu Katak


















Gambar Proses Pencampuran empedu dan minyak kelapa
Jawaban Pertanyaan Tugas!
1. Apakah yang anda lihat dari 2 percobaan di atas? Dari percobaan di atas saya dapat melihat emulsi yang dilakukan empedu terhadap minyak kelapa yang telah dicampurkan. Garam empedu membantu pencernaan lemak dari minyak kelapa melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak minyak kelapa melalui partisipasinya dalam pembentukan misel.
2. Gambarkan struktur empedu!

3. Dimanakah letak empedu?
Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

4. Apakah semua hewan mempunyai kantong empedu?
Tidak semua hewan memiliki empedu seperti hewan invertebrata. Namun hewan tingkat tinggi seperti hewan bertulang punggung (vertebrata) sudah dilengkapi dengan kantong empedu yang menandakan sistem pencernaan yang sudah sempurna.

5. Dari percobaan diatas apakah fungsi empedu yang dapat anda amati?
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.

KESIMPULAN
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasinya dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan struktur garam empedu.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D, (1994), Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Ganog, W.F. (1995), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Mitchael, C.R, (2004), Biologi. Erlangga : Jakarta
Pearce, E., (2002), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia: Jakarta
Sherwood,L., (2001). Fisiologi Manusia. Dari Sel Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://www.google.co.id/images?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=573&q=Gambar+Empedu&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
http://belajarbareng.unimedcenter.org/repositori/fmipa/biologi/278-sistem-pencernaan-pada-hewan.html
http://slemgaul.wordpress.com/2010/04/20/sistem-pencernaan-pada-hewan-dan-manusia/